Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2016, 07:15 WIB

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang tua kerap bingung memilih Makanan Pendamping ASI (ASI) yang tepat bagi buah hatinya. Ada yang pilih MPASI alami, ada pula yang pilih MPASI instan.

Ira (30), kerap mendapat ‘teguran’ dari ibu-ibu lain lantaran dirinya menggunakan MPASI instan. Alasan Ira menggunakan MPASI instan adalah praktis dan produknya cukup bisa dipertanggungjawabkan.

“Saya sih fleksibel. Jika berhalangan menyiapkan MPASI sendiri, ya saya pakai MPASI instan,” ujar Ira.

Ira memiliki pemikiran bahwa MPASI instan buatan pabrik pasti sudah teruji dalam berbagai hal. Jika tidak, pasti sudah ditarik dari pasaran dan beritanya menyebar dengan cepat. Apalagi di jaman serba digital seperti saat ini.

“Saya dan suami termasuk ‘penyantap’ MPASI instan ketika kecil. Di usia 30an tahun ini, kondisi saya dan suami sehat walafiat,” ujar Ira.

 Pemilihan MPASI masih jadi perdebatan. Tak sedikit orang tua menghindari MPASI instan karena dianggap ‘merusak’ bayi.

“Salah satu penyebabnya adalah isu bahan pengawet pada MPASI instan,” ucap Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan MS, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor.

Prof. Ali yang merupakan Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga ini menyebut kalau MPASI instan tidak mengandung bahan pengawet. Ada aturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Kodeks Internasional yang melarang penggunaan bahan pengawet pada MPASI.

Makanan tersebut bisa awet karena teknologi pemrosesan makanan. Salah satunya teknik pengeringan drum (drum drying) yang mengeringkan seluruh bahan sebelum diolah.

Ketika bahan kering maka tidak ada bakteri yang tumbuh dan hidup. Jika tak ada bakteri otomatis proses pembusukan bisa ditunda.

“Produk akhir dari proses ini aman bahkan untuk makanan bayi. Proses ini juga meminimalkan penyusutan gizi sehingga nilai nutrisi produknya bisa dipertanggungjawabkan,” papar Prof. Ali dalam peluncuran MPASI SUN ubi ungu di Jakarta.

Hal senada diutarakan Dr. Julistio Djais Sp. A (K), MKes, pakar kesehatan anak. Menurutnya, orang tua tak perlu cemas akan kandungan MPASI buatan pabrik.

“Kalau mau, bisa dikombinasikan. Misalnya, makan pagi pakai MPASI instan, makan malam pakai MPASI buatan sendiri,” ujar Dr. Julistio.

Saat ditanya mengenai keuntungan MPASI alami, Dr. Julistio justru balik bertanya. “Apakah orang tua sudah paham betul kandungan gizi bahan baku MPASI alami? Lalu apakah orang tua sudah paham cara membuat MPASI yang benar?” tanya Dr. Julistio.

Besar kemungkinan, orang tua yang membuat MPASI sendiri itu belum menguasai tentang nutrisi bahan baku dan cara mengolahnya. Ambil contoh, mencuci bahan baku atau tangan sebelum mengolah MPASI. Karenanya, orang tua juga harus belajar mengenai hal tersebut.

“Bisa saja makro nutrisi terpenuhi. Tapi mikro nutrisi seperti zat besi malah terlewatkan,” jelas Dr. Julistio.

Satu hal yang penting menurut Prof. Ali adalah soal rasa. MPASI harus memiliki rasa yang disukai oleh bayi.

“Kalau tidak enak, kemungkinan ditolak. Kita saja yang sudah kenal beragam rasa makanan masih sering pilih-pilih makanan,” ucap Prof. Ali.

Desi Hendradiani selaku Brand Manager SUN mengatakan kalau perusahaan yang kredibel pasti melakukan riset sebelum mengeluarkan produk MPASI. Dalam hal ini, produk SUN ubi ungu telah melewati riset dan tahap uji coba.

“Termasuk uji lapangan ke konsumen. Hasilnya, kualitas dan rasa bisa diterima oleh konsumen,” imbuh Desi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau