Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Perkembangan Penyakit Jantung pada Wanita dan Pria

Kompas.com - 25/11/2024, 11:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Perbedaan sederhana dalam kode genetik, yaitu dua kromosom X pada wanita versus satu kromosom X dan satu kromosom Y pada pria, dapat menyebabkan perbedaan besar, bukan cuma dalam jenis kelamin tapi juga perkembangan penyakit jantung.

Perempuan yang belum menopause memang memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah dibanding pria. Tapi, risiko penyakit ini naik signifikan setelah menopause. Selain itu, wanita dengan diabetes melitus punya risiko serangan jantung setara dengan pria, bahkan jika ia belum memasuki masa menopause.

Perbedaan lain adalah gejala serangan jantung pada wanita yang bisa jadi berbeda dengan gejala yang umum , yaitu ada tambahan seperti mual, pusing, pingsan, atau sakit rahang.

Di balik semua perbedaan tersebut, satu hal yang sama adalah: penyakit jantung, stroke, dan bentuk penyakit kardiovaskular lainnya adalah penyebab kematian utama, terlepas dari jenis kelaminnya.

Faktor risiko penyakit ini juga tak berbeda, yaitu menderita hipertensi yang tidak terkontrol, diabetes melitus, kegemukan, merokok, hingga pola makan tidak sehat.

Para ahli belum mengetahui dengan jelas mengapa jenis kelamin dan gender berpengaruh pada perbedaan dalam terjadinya penyakit kardiovaskular. Sayangnya, pedoman medis penanganan risiko penyakit kardiovaskular saat ini seringkali hanya berdasar dari uji klinis yang mengecualikan perempuan.

Baca juga: Obesitas 10 Tahun Tingkatkan Risiko Serangan Jantung atau Stroke

Selain itu ada bias gender yang membuat banyak ahli medis yang meremehkan risiko penyakit jantung pada wanita. Misalnya saja untuk pasien dengan gejala-gejala yang mendekati penyakit kardiovaskular, dokter cenderung lebih agresif meminta pemeriksaan mendalam untuk pasien pria dibanding wanita.

Dalam sebuah penelitian terhadap 3.000 pasien yang baru mengalami serangan jantung, terungkap bahwa wanita jarang yang menganggap gejala yang dialaminya sebagai serangan jantung. Bahkan, banyak wanita tidak tahu jika penyakit jantung adalah penyebab kematian pertama pada wanita.

Perbedaan pengaruh jenis kelamin

Penyakit kardiovaskular secara fisik memang tampak berbeda pada pria dan wanita, terutama dalam hal penumpukan plak di pembuluh darah jantung.

Wanita memiliki lebih sedikit kristal kolesterol dan lebih sedikit deposit kalsium di pembuluh darah jantungnya dibanding dengan pria.

Munculnya penyakit kardiovaskular juga kerap disebabkan oleh kondisi yang terjadi pada pembuluh darah terkecil yang memasok darah ke jantung.

Pada wanita, penyempitan beberapa arteri yang tidak sepenuhnya "tersumbat" menyebabkan aliran darah tidak cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang lebih tinggi, mirip seperti pancuran air beraliran rendah. Kondisi ini sudah bisa memicu gejala serangan jantung.

Baca juga: Mengenal Stroke Iskemik akibat Sumbatan Pembuluh Darah Otak

Ketika nyeri dada muncul dengan cara ini, dokter menyebut kondisi tersebut sebagai iskemia dan bukan arteri koroner yang obstruktif.

Sebagai perbandingan, pria lebih mungkin mengalami arteri yang "tersumbat"  yang dapat dibuka dengan stent (ring jantung) atau operasi bypass. Pilihan terapi untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat lebih banyak.

Pada tahap awal serangan jantung, kadar penanda darah (blood marker) yang bisa mengindikasikan kerusakan jantung justru lebih rendah pada wanita dibanding pria. Hal ini seringkali menyebabkan salah diagnosis.

Semua perbedaan ini belum diketahui penyebabnya. Beberapa faktor potensial termasuk, perbedaan pada komposisi plak arteri yang membuat plak (tumpukan lemak) pada pria lebih mudah pecah, sementara pada wanita cenderung mengikis.

Wanita juga memiliki massa jantung lebih rendah dan arteri yang lebih kecil dibanding pria.

Kuatnya mitos bahwa "wanita tidak sakit jantung" juga seringkali membuat banyak wanita mengabaikan gejala yang dialaminya sehingga penanganan medis terlambat.

Baca juga: Mengenal Terapi Pengganti Hormon untuk Atasi Gejala Menopause

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau