KOMPAS.com — Memberi pendidikan seks kepada anak masih menuai pro dan kontra. Padahal, pendidikan seksual yang benar merupakan salah satu solusi mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, SPsi, Psi menegaskan kalau pendidikan seks itu cakupannya luas sekali. Mulai dari pengenalan anggota tubuh sampai bagaimana cara merawat dan menjaganya, sampai mengenal penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS.
Jadi, salah besar jika menganggap pendidikan seks itu hanya seputar hubungan seks antara pria dan wanita.
Sayangnya, masih banyak yang beranggapan kalau pendidikan seks itu tabu, atau malah menyebut kalau pendidikan seks sama saja mengajarkan anak mengenai seks bebas.
“Justru pendidikan seks yang benar akan mengajarkan tentang risiko dari perilaku seks bebas, termasuk penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS. Tujuannya agar anak terhindar dari perilaku tersebut,” ujar Vera.
Hal ini diakui oleh Yudi Supriadi selaku Program Officer Pemberdayaan Masyarakat dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Ia menyayangkan perihal masih ada sebagian masyarakat yang menolak pendidikan seks dengan berbagai alasan.
“Memang, ketika bicara mengenai HIV/AIDS, pasti lekat dengan kondom. Hal ini yang membuat materi penyuluhan HIV/AIDS masih sulit diterima oleh banyak sekolah,” ujar Yudi.
Namun, lanjut Yudi, faktanya demikian. Saat ini, semua materi mengenai HIV/AIDS pasti memuat soal kondom.
“Sebetulnya, pendidikan seksual ini bertujuan untuk mengajari anak mengenai risiko seks bebas, bukan mengajarkan anak untuk melakukan seks bebas,” kata Yudi.
Menyiasati hal tersebut, Yudi kerap merombak materinya sehingga lebih bisa diterima. Hasilnya, materi tersebut lebih diterima di berbagai kalangan.
Hal yang sama dilakukan oleh Vera. Ia memodifikasi materinya agar lebih bisa diterima. “Pendidikan seks itu penting. Namun, jangan lupakan hal penting lain, seperti penanaman nilai agama,” imbuh Vera.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.