Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Orang yang Selamat dari Serangan Jantung dan Ada yang Tidak?

Kompas.com - 20/12/2016, 12:08 WIB

KOMPAS.com — Penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbesar di banyak negara. Walau begitu, ada sebagian orang yang berhasil selamat dari serangan jantung.

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tersumbat sehingga jaringan otot jantung tidak mendapat oksigen dan akhirnya rusak.

Pada kasus serangan jantung yang berakhir kematian dengan cepat, kerusakan pada otot jantung sangat parah dan terjadi pada sebagian besar otot sehingga terjadi gangguan irama jantung dan akhirnya mematikan jantung.

"Irama jantung yang tidak teratur akibat kekurangan oksigen dimulai dari bagian dasar jantung, dan berakibat tidak cukup untuk mengalirkan darah. Saat ini terjadi, jantung menjadi sangat menggelepar," kata Dr Suzanne Steinbaum, ahli penyakit jantung dari New York.

Irama jantung yang tidak teratur itu akan membuat darah berhenti bersirkulasi. Kondisi tersebut dengan cepat membuat jantung berhenti bekerja.

Walau begitu, serangan jantung tidak selalu membunuh dengan instan. Ada kemungkinan kerusakan pada otot jantung tidak memicu gangguan irama jantung sampai beberapa saat kemudian.

Kematian dalam serangan jantung juga bisa tak terkait dengan irama jantung. Otot jantung mengalami kerusakan karena kekurangan oksigen dan jantung tidak lagi memompa darah dengan cukup, hingga akhirnya berhenti.

"Pada kematian yang terjadi dengan cepat sesaat setelah serangan jantung, sumbatannya biasanya sangat besar sehingga kerusakan pada otot jantung juga luas," kata Steinbaum.

Jika jaringan otot jantung yang rusak masih dalam wilayah kecil dan sistem listrik yang mengendalikan jantung tidak terganggu, maka kemungkinan besar orang yang mengalaminya masih bisa selamat. Makin cepat pasien dibawa ke rumah sakit, makin banyak yang bisa dilakukan untuk membatasi kerusakan otot jantung.

Faktor risiko

Sebagian besar serangan jantung merupakan hasil dari pecahnya plak di pembuluh darah. Plak itu berasal dari timbunan kolesterol dan sel inflamasi yang terbentuk di dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyumbatan.

Jika plak itu pecah, tubuh akan mengirim platelet untuk memperbaikinya, yang justru membuat sumbatan total dan darah tidak bisa mengalir ke jantung.

Melakukan kegiatan olahraga, yang akan membuat denyut jantung dan tekanan darah meningkat, juga dapat memicu pecahnya plak.

Walau begitu, bukan berarti kita tidak boleh berolahraga. "Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga. Saat kita berolahraga, kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat, dan jika sudah ada sumbatan dalam pembuluh darah kita, bisa terjadi kekurangan oksigen dan menyebabkan gejala serangan jantung," papar Steinbaum.

Penyakit jantung pada dasarnya bisa dicegah. Serangan jantung pada umumnya dialami oleh mereka yang mempunyai faktor risiko berupa tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan gaya hidup kurang bergerak.

Pada pria, risiko mengalami serangan jantung juga lebih besar di atas usia 55 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau