KOMPAS.com - Serangan jantung mungkin tak seseram yang kita bayangkan. Faktanya, sebagian besar kasus serangan jantung tak disadari oleh penderitanya.
Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, tim peneliti mencoba mencari tahun berapa banyak kasus serangan jantung yang tak disadari (silent heart attack) yang terjadi pada 9.000 orang dalam periode 9 tahun penelitian.
Ternyata, hampir 45 persen kasus serangan jantung masuk kategori tidak disadari. Tipe serangan jantung tersebut baru diketahui saat dokter melakukan elektrokardiogram (EKG) rutin.
Walau serangan jantung itu tak terdeteksi, bukan berarti tidak berbahaya.
Orang yang mengalami serangan jantung tersebut 34 persen lebih mungkin mengalami kematian dini dibanding dengan orang yang tak punya masalah jantung.
"Peningkatan risiko kematian itu sebagian besar karena serangan jantungnya yang akan merusak otot-otot jantung," kata Timothy Byrne, direktur eksekutif penyakit jantung di Abrazo Arizona Heart Hospital.
Tanpa perawatan yang tepat pascaserangan jantung, kerusakan pada otot jantung akan memicu serangan susulan, dan lebih disadari pasien.
Menurut Byrne, faktor risiko seperti merokok, pola makan tidak sehat, hipertensi, atau kolesterol tinggi, memicu serangan jantung tak disadari.
Jika Anda sudah memasuki usia kepala empat dan memiliki faktor risiko di atas, atau punya riwayat penyakit jantung dalam keluarga, sebaiknya lakukan check up kesehatan secara rutin, termasuk melakukan EKG.
Dari pemeriksaan itu akan diketahui apakah jantung kita berfungsi optimal dan juga bisa dilihat ada tidaknya kerusakan jantung yang pernah terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.