Komplikasi tifus
Komplikasi yang disebabkan oleh tifus biasanya hanya terjadi pada orang yang belum diobati dengan antibiotik yang tepat atau yang terlambat berobat.
Dalam kasus seperti ini, sekitar satu dari 10 orang mengalami komplikasi. Biasanya, komplikasi berkembang pada minggu infeksi.
Dua komplikasi yang paling umum pada demam tifoid yang tidak diobati adalah:
1. Pendarahan internal dalam sistem pencernaan.
2. Perforasi bagian sistem pencernaan atau usus, yang menyebarkan infeksi ke jaringan di dekatnya.
Pendarahan internal
Kebanyakan perdarahan yang terjadi pada tifus tidak mengancam jiwa, tetapi bisa membuat Anda merasa sangat tidak enak.
Gejala pendarahan internal antara lain adalah:
- Merasa lelah sepanjang waktu
- Sesak napas
- Kulit pucat
- Detak jantung tak teratur
- Muntah darah
- Feses berwarna sangat gelap
Tansfusi darah mungkin diperlukan untuk mengganti darah yang hilang, dan operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki organ yang mengalami pendarahan.
Perforasi
Perforasi berpotensi menimbulkan komplikasi yang sangat serius. Hal ini terjadi karena bakteri yang hidup di dalam sistem pencernaan Anda dapat berpindah ke perut dan menginfeksi lapisan perut (peritoneum). Kondisi ini dikenal dengan sebutan peritonitis.
Peritonitis adalah keadaan darurat medis, karena seharusnya jaringan peritoneum steril (bebas kuman). Tidak seperti bagian lain dari tubuh, seperti kulit, peritoneum tidak memiliki mekanisme pertahanan untuk melawan infeksi.
Pada peritonitis, infeksi dengan cepat dapat menyebar ke dalam darah (sepsis), sebelum menyebar ke organ lain. Ini membawa risiko kegagalan organ-organ tubuh.
Jika tidak diobati dengan benar, peritonitis dapat menyebabkan kematian. Gejala yang paling umum dari peritonitis adalah sakit perut tiba-tiba yang dengan cepat semakin memburuk.
Penderita peritonitis sebaiknya dirawat di rumah sakit. Pasien akan diberi suntikan antibiotik. Pembedahan mungkin akan dilakukan untuk menutup lubang di dinding usus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.