Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2017, 10:41 WIB

KOMPAS.com - Setiap perokok sebenarnya menyadari bahwa kebiasaannya itu bisa membuat mereka beresiko sakit paru, jantung, atau kanker. Walau begitu, memang ada perokok yang bisa terhindar dari penyakit kronik tersebut.

Menurut dr.Elisna Syahruddin Ph.D, SpP(K), memang tidak 100 persen perokok terkena kanker. Hal ini karena perjalanan penyakit kanker panjang (menahun) sehingga masih ada fase yang bisa dikembalikan menjadi normal.

"Tubuh kita punya kemampuan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan, termasuk merespon perubahan sel normal yang menjadi abnormal karena rokok. Kemampuan itu tidak sama pada tiap orang," kata ahli penyakit paru dari RS Persahabatan Jakarta ini dalam acara media diskusi di Jakarta (10/2/2017).

Elisna menjelaskan, fase terjadinya kanker dibagi menjadi tiga tahap, yakni fase inisiasi atau perubahan sel normal menjadi tidak normal, fase promosi atau sel-sel sudah menjadi abnormal, serta fase kanker.

Fase inisiasi dan fase promosi disebut juga dengan pra-kanker. Pada periode itu sebenarnya kondisi sel-sel bisa dikembalikan menjadi normal sehingga tidak berkembang jadi kanker.
Pada fase pra-kanker biasanya belum muncul gejala apa pun sehingga orang tidak merasakan keluhan.

"Kemampuan tubuh untuk membunuh sel-sel abnormal itu sangat dipengaruhi oleh nutrisi, daya tahan tubuh, serta co-faktor lain. Kalau kemampuan selnya bagus, maka selamatlah orang itu dari kanker," kata Elisna.

Orang yang berhenti merokok di fase pra-kanker ini juga sangat membantu meningkatkan kemampuan tubuh.

Bila fase pra-kanker itu tidak bisa kita lalui, maka akan terbentuk karsinoma atau sel kanker. "Kanker berkembang sangat lambat, bertahun-tahun. Pada setiap orang berbeda-beda, ada yang cepat dan juga lambat," paparnya.

Ia menambahkan, kebanyakan kanker paru ditemukan pada orang berusia 40-an dan itu kemungkinan karena kebiasaan merokok yang sudah dimulai di usia remaja.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com