Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2017, 14:09 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Kehamilan adalah kondisi normal pada wanita dewasa. Namun, kehamilan dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi tertentu.

Bahkan, infeksi ringan dapat menyebabkan penyakit serius pada wanita hamil yang bisa menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi dalam kandungan.

Beberapa infeksi bisa menyebabkan keguguran, persalinan prematur, cacat lahir atau bahkan mungkin mengancam jiwa ibu. Masalah bertambah rumit, karena beberapa obat infeksi dapat menyebabkan efek samping yang serius, terutama bagi bayi.

Mengapa wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi ?

Kehamilan memengaruhi setiap sistem dalam tubuh Anda. Perubahan kadar hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi.

Perubahan kekebalan tubuh

Sistem kekebalan melindungi tubuh melawan kuman berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.

Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh berubah sehingga dapat melindungi Anda dan bayi Anda dari penyakit.

Berbagai bagian dari sistem kekebalan tubuh akan meningkat dan sebagian lagi akan ditekan menjadi lebih rendah.

Ini menciptakan keseimbangan yang dapat mencegah infeksi pada bayi tanpa mengorbankan kesehatan ibu.

Perubahan ini juga membantu melindungi bayi Anda dari pertahanan tubuh Anda sendiri. Secara teori, tubuh Anda harusnya menolak bayi karena itu adalah "benda asing" tapi ternyata tidak.

Karena perubahan mekanisme perlindungan ini, Anda jadi lebih rentan terhadap infeksi yang biasanya tidak menyebabkan penyakit.

Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh harus bekerja lebih keras karena mendukung dua makhluk hidup. Hal ini jugalah yang membuat Anda rentan terhadap infeksi tertentu.

Perubahan sistem tubuh

Selain perubahan fungsi kekebalan tubuh, perubahan hormon juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Fluktuasi kadar hormon sering memengaruhi saluran kemih, yang terdiri dari:

-Ginjal, yang adalah organ yang memproduksi urine
-Ureter, yang adalah tabung pembawa urin dari ginjal ke kandung kemih
-Kandung kemih, tempat urin disimpan
-Uretra, yang merupakan tabung pengangkut urin keluar dari tubuh

Rahim mengembang selama kehamilan, memberi lebih banyak tekanan pada ureter. Sementara itu, tubuh meningkatkan produksi hormon progesteron, yang merenggangkan otot ureter dan kandung kemih otot.

Akibatnya, urin dapat tinggal lebih lama di kandung kemih. Hal ini meningkatkan risiko Anda terkena infeksi saluran kemih.

Peningkatan hormon estrogen juga membuat Anda lebih rentan terhadap jenis infeksi jamur yang dikenal sebagai kandidiasis.

Selain itu, perubahan jumlah cairan di paru-paru dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru, seperti pneumonia.

Paru-paru Anda mengandung lebih banyak cairan selama kehamilan dan peningkatan jumlah cairan menghasilkan lebih banyak tekanan pada paru-paru dan perut.

Kondisi ini membuat tubuh lebih sulit membersihkan cairan sehingga cairan terkumpul di paru-paru.

Keberadaaan cairan ekstra akan merangsang pertumbuhan bakteri dan menghambat kemampuan tubuh Anda melawan infeksi.

Calon ibu yang menerima diagnosis infeksi dan dengan segera menerima pengobatan, akan lebih berkesempatan terhindar daei risiko-risiko berbahaya. Karena itu, penting untuk rutin memeriksakan kandungan dan berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Mencegah infeksi pada kehamilan

Infeksi pada kehamilan dapat dicegah. Tindakan kecil sehari-hari bisa sangat membantu mengurangi kemungkinan komplikadi yang membahayakan Anda dan bayi Anda. Untuk membantu mencegah infeksi selama kehamilan Anda, Anda harus:

1. Teratur mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah menggunakan kamar mandi, menyiapkan daging mentah dan sayuran, dan bermain dengan anak-anak.

2. Memasak daging sampai matang. Hindari makan daging setengah matang, seperti hot dog dan daging deli, kecuali mereka dimasak kembali sampai benar-benar matang.

3. Jangan mengonsumsi susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi, atau yang mentah.

4. Jangan berbagi peralatan makan, cangkir, dan makanan dengan orang lain.

5. Praktikkan seks aman dan lakukan tes untuk mengetahui keberadaan infeksi menular seksual.

6. Pastikan Anda mendapat vaksinasi yang dianjurkan dokter.

7. Jadwalkan janji dengan dokter segera jika Anda sakit atau Anda curiga terkena penyakit menular. Semakin cepat infeksi didiagnosis dan diobati, semakin baik hasilnya untuk Anda dan bayi Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau