Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2017, 19:46 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Angka kasus kanker kolon atau usus besar dan kanker dubur, keduanya termasuk kanker kolorektal, telah menurun pada orang berusia senior.

Tapi, dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti menemukan sebuah tren yang mengkhawatirkan yakni meningkatnya angka kejadian kanker kolorektal pada generasi muda, demikian menurut sebuah studi baru yang diterbitkan alam Journal of National Cancer Institute.

Para peneliti dari American Cancer Society menganalisis data dari lebih dari 490.000 kasus kanker kolorektal pada orang-orang berusia 20 tahun ke atas sejak tahun 1974 sampai 2013.

Mereka menemukan, dibandingkan dengan orang yang lahir pada tahun 1950, orang yang lahir pada tahun 1990 memiliki risiko kanker usus besar dua kali lipat dan risiko kanker dubur empat kali lebih besar.

"Adalah sangat langka untuk suatu penyakit meningkat sebanyak ini," kata Andrea Cercek, MD, seorang ahli onkologi pencernaan di Memorial Sloan-Kettering Cancer Center.

Para peneliti belum yakin apa penyebab di balik kenaikan ini, tetapi mereka memiliki beberapa teori. Pertama, faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap epidemi obesitas, juga terkait dengan epidemi kanker kolorektal.

"Perilaku yang berkontribusi terhadap obesitas, seperti gaya hidup dan pola makan yang buruk, seperti konsumsi tinggi daging merah dan makanan olahan, mungkin menjadi penyebabnya," kata Rebecca Siegel, MPH, pemimpin studi.

Beberapa peneliti juga pernah mengeksplorasi hubungan antara perubahan mikrobiome usus dan kanker, tetapi belum menentukan hubungan langsung, kata Dr Cercek.

Sekarang ini, dokter mempertanyakan apakah usia skrining kanker kolorektal harus diturunkan pada orang dengan risiko rata-rata (tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dalam keluarga), kata Dr Cercek. Rekomendasi saat ini menyarankan skrining kolonoskopi pada usia mulai 50 tahun.

Baik Siegel maupun Dr. Cercek mengatakan, sangat baik untuk memeriksakan diri terhadap kemungkinan kanker kolorektal mengingat banyak oramg, terutama kalangan muda, mengabaikan gejala yang kecil.

"Mereka pikir itu bukan masalah besar dan mereka terlalu sibuk bekerja dan menjalani kehidupan mereka. Pada akhirnya, beberapa didiagnosis sudah memiliki kanker stadium lanjut," kata Dr. Cercek.

Berikut adalah gejala kanker kolorektal yang tak boleh Anda abaikan:

-Darah dalam tinja (merah terang atau gelap)
-Perdarahan dari rektum
-Kram perut (yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan)
-Perubahan pola buang air besar, apakah itu di waktu, frekuensi, bentuk tinja, atau jumlah tinja
-Sembelit terus-menerus atau diare
-Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut selama lebih dari seminggu, segeralah berbicara dengan dokter. Cari tahu apakah Anda memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker kolorektal.

Siegel memperingatkan, bahkan meski dokter Anda tidak yakin bahwa gejala yang Anda alami adalah kanker, tak ada salahnya Anda meminta skrining lebih lanjut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau