Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2017, 13:00 WIB

TANYA:

Halo dokter, belakangan ini sedang tren diet Ketogenik. Teman-teman di kantor juga banyak yang melakukannya dan berat badannya turun banyak. Malah katanya dianjurkan untuk yang sakit diabetes. Sebenarnya saya tergoda juga untuk mencoba, tapi karena anjurannya memperbanyak lemak saya takut kolesterol saya naik.

Sebenarnya diet seperti itu sehat atau tidak ya dok? Saya melihat buktinya banyak yang berhasil langsing dan juga gula darahnya terjaga.
Felix (36), Jakarta

JAWAB:

Dear Felix, terima kasih kembali atas pertanyaannya
Diet ketogenik adalah istilah yang digunakan untuk diet dengan kandungan karbohidrat yang sangat rendah. Saya tidak begitu jelas berapa banyak karbohidrat yang digunakan dalam diet ketogenik yang Felix sebutkan, bahan makanan apa saja yang dikonsumsi sebagai karbohidrat dalam diet ketogenik itu dan berapa banyak jumlahnya. Mengapa hal itu saya tanyakan? karena saya perlu menyamakan persepsi terlebih dahulu supaya penjelasannya menjadi jelas.

Ada beberapa batasan yang digunakan dalam diet pembatasan karbohidrat yaitu :
• Diet ketogenik atau diet dengan karbohidrat yang sangat rendah (karbohidrat hanya diberikan sekitar 20-50 gram/hari atau kurang 10% dari energi total).

• Diet rendah karbohidrat (karbo diberikan < 130 g/hari atau kurang dari 26% energi total)

• Diet karbohidrat jumlah sedang (sebanyak 26-45 % dari energi total)

• Diet tinggi karbohidrat (kurang 45% energi total)

Diet ketogenik dalam arti karbohidrat hanya diberikan sebanyak 20-50 gram/hari harus dilakukan dengan pengawasan ketat oleh tenaga medis, tidak dianjurkan dilakukan secara umum. Mengapa ? karena diet ketogenik juga memberikan banyak efek samping serius yang harus dipantau secara ketat seperti kejang, pingsan, gangguan metabolism tubuh, dan sebagainya.

Apakah diet ketogenik sehatkah? Diet yang sehat adalah diet yang memenuhi kriteria gizi seimbang, semua zat gizi diperlukan tubuh dalam keadaan seimbang. Pada diet ketogenik, karbohidrat diturunkan hanya sampai 10% energi total, berarti ada bahan makanan sumber lainnya yang harus ditingkatkan, biasanya dari lemak atau protein.

Penggunaan lemak yang berlebihan juga memberikan efek samping bagi tubuh seperti peningkatan kolesterol, atau trigliserida, (apalagi jika sumbernya berasal dari lemak jenuh maupun lemak trans yang banyak ditemukan dalam makanan yang digoreng, dll), demikian juga penggunaan protein berlebihan apalagi pada mereka yang mengalami gangguan fungsi ginjal juga harus diperhatikan secara tepat.

Banyak penelitian yang dilakukan pada penyandang diabetes dengan diet rendah karbohidrat sampai ketogenik diet, namun penelitian seperti ini dilakukan di pusat-pusat penelitian yang tentunya diawasi ketat oleh dokter maupun tenaga medis yang terlibat dalam penelitian.

Hasil yang didapat dalam penelitian tersebut memang banyak yang memberikan hasil cukup baik terhadap kadar gula darah.

Bagaimana dengan diet rendah karbohidrat yang dianjurkan pada masyarakat umum? Biasanya yang dianjurkan hanyalah sebatas diet dengan karbohidrat sekitar 45-50% energi total, tidak terlalu ekstrim. Mengapa? karena diet orang Indonesia umumnya tinggi karbohidrat, dimana konsumsi karbohidrat bisa mencapai sampai 60-70% dari energi total dalam sehari.

Oleh karena itu jika dilakukan pengurangan karbohidrat sampai sekitar 45-50% energi total tentunya sudah akan memberikan hasil yang sangat baik bagi penurunan berat badan maupun gula darahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau