Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Berbusana yang Bisa Memicu Nyeri Punggung

Kompas.com - 14/03/2017, 16:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Nyeri punggung sebagian besar disebabkan karena sikap tubuh yang tidak tepat. Secara tidak terduga, ternyata ada juga pemicu nyeri punggung karena benda fesyen yang kita gunakan sehari-hari.

Hampir tiga perempat wanita pernah mengalami sakit punggung, menurut survei British Chiropractic Association (BCA). Mereka mengatakan gaya berbusana termasuk jins super ketat, sepatu backless, tas besar dan aksesori berat pun ikut menyebabkan sakit punggung.

Memakai jins sangat ketat pada dasarnya membatasi mobilitas dan memaksa otot-otot lain untuk tegang sebagai kompensasi perubahan postur. Begitu kata ahli chiropraktic Rishi Loatey. "Jika jins itu sangat ketat, Anda tak dapat berjalan seperti orang normal," katanya.

"Saat pakai jins ketat, Anda punya gaya berjalan atau langkah alami yang akan membuat lutut, pinggul dan punggung belakang bergerak untuk meminimalkan tekanan yang datang ke persendian. Namun jika satu dari daerah-daerah itu tidak bergerak seperti seharusnya, itu bakal menyebabkan lebih banyak tekanan di tempat lain," tambahnya.

Sebanyak 73 persen wanita dalam survei terhadap lebih dari 2.000 orang mengatakan, pernah mengalami nyeri punggung. Lebih dari 28 persen mengatakan menyadari pakaian mereka menyebabkan postur serta nyeri leher dan tulang belakang. Walau begitu mereka tak pernah mempertimbangkan hal ini ketika memilih pakaian untuk dikenakan.

Nyeri punggung adalah penyebab paling lazim kecacatan di seluruh dunia dengan 9,4 persen orang mengalaminya, menurut studi yang diterbitkan di jurnal Annals of the Rheumatic Diseases.

Sepatu bertumit tinggi yang menyebabkan otot-otot di tungkai belakang dan betis mengencang dan menarik dasar panggul secara berbeda sudah lama diketahui sebagai penyebab nyeri punggung.

Sejumlah kampanye melawan dress code "sexist" yang mengharuskan wanita memakai sepatu bertumit tinggi di kantor sudah membuat perbedaan terhadap fakta ini.

Tetapi, sepatu tanpa bagian belakang, sepatu jenis pumps ballet yang tipis dan boot lembut pun dapat merusak tulang belakang ketika dipakai terlalu sering.

"Jika Anda membayangkan bagian belakang sepatu, bagian yang melingkupi bagian belakang sepatu seharusnya cukup kuat untuk menahan kaki bagian belakang. Jika tak ada bagian belakang, kaki menjadi lebih bergerak dibandingkan sepatu," katanya.

Bila ukuran sepatu tak tepat, agak longgar atau tidak punya bagian belakang, kaki jadi mencengkram sepatu ketika Anda berjalan. "Ini bakal mengubah cara berjalan," sebut Loatey. Ia menambahkan bahwa bagian depan sepatu yang ideal seharusnya dapat mencengkram kaki dengan kuat.

Sepertiga wanita yang disurvei tak menyadari bahwa pilihan pakaian dapat membahayakan tulang belakang dan leher.

Loatey mengatakan kita seharusnya memakai pakaian yang membuat tubuh bergerak lebih bebas. Mantel berat dan tas selempang yang berat dapat membatasi gerakan.

Kita pun harus mempertimbangkan membatasi frekuensi pemakaian sepatu bertumit tinggi atau sepatu tanpa bagian belakang. Pertimbangkan untuk pergi ke kantor memakai sepatu yang melindungi kaki dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau