Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ria Irawan Meninggal, Kenali Ganasnya Kanker Kelenjar Getah Bening

Kompas.com - 06/01/2020, 10:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Artis peran Ria Irawan meninggal dunia pada Senin (6/1/2020) sekitar pukul 04.00 WIB.

Wanita kelahiran 24 Juli 1969 itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

Melansir dari Kompas.com (6/1/2020), Ria meninggal dunia setelah mengidap kanker kelenjar getah bening.

Pada 2014, Ria pernah dikabarkan sudah terbebas dari kanker getah bening setelah menjalani kemoterapi.

Namun, pada Maret 2019 Ria harus kembali ke rumah sakit karena sel kanker kembali muncul dan menyebar ke organ tubuh lain.

Baca juga: Ria Irawan Meninggal Dunia

Saat itu Ria diketahui mengidap kanker endometrium atau kanker dinding rahim.

Pada pertengahan 2019 lalu, kondisi Ria malah semakin memburuk.

Sel kanker endemtrium yang dia derita telah menyebar.

Melansir dari American Cancer Society, kanker kelenjar getah bening memang dapat muncul dengan dua cara, yakni bisa mulai di sana atau menyebar ke tempat lain.

Kanker yang dimulai pada kelenjar getah bening disebut dengan limfoma.

Namun temuan kasus ini dikatakan tergolong lebih sedikt ketimbang kanker muncul lebih dulu di bagian tubuh lain baru menyebar ke kelenjar getah bening.

Cara kanker menyebar ke bagian lain

Ketika sel-sel kanker melepaskan diri dari tumor, mereka dapat melakukan perjalanan ke area lain dari tubuh.

Baca juga: Masih Jadi Momok, Berikut 5 Cara Kurangi Risiko Kanker Payudara

Caranya ada dua, baik melalui aliran darah atau sistem getah bening.

Sel-sel kanker dapat melakukan perjalanan melalui aliran darah untuk mencapai organ yang jauh.

Jika mereka melakukan perjalanan melalui sistem getah bening, sel-sel kanker mungkin berakhir di kelenjar getah bening.

Pada dasarnya, sebagian besar sel kanker bisa dibunuh sebelum mereka dapat mulai tumbuh di tempat lain.

Tetapi masalahnya, satu atau dua sel kanker bisa jadi lolos dan menetap di daerah baru kemudian mulai tumbuh dan membentuk tumor baru.

Penyebaran kanker ke bagian tubuh lain disebut metastasis.

Melalui beberapa perubahan

Saat sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain, mereka harus melalui beberapa perubahan.

Pertama, mereka harus dapat melepaskan diri dari tumor asli dan kemudian menempel pada dinding luar pembuluh getah bening atau pembuluh darah.

Sel kanker ini lantas harus bergerak melalui dinding pembuluh darah untuk mengalir bersama darah atau getah bening ke organ baru atau kelenjar getah bening.

Ketika sel kanker tumbuh di dalam kelenjar getah bening, biasanya mempengaruhi kelenjar getah bening di dekat tumor itu sendiri.

Baca juga: Kanker Kolorektal Ancam Pria Indonesia, Berikut Cara Mencegahnya

Ini adalah simpul pernyebaran sel kanker yang harus dipahami untuk menyaring atau membunuh mereka sebelum tumbuh.

Cara menemukan kanker kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening normalnya berbentuk kecil dan sulit ditemukan.

Tetapi ketika ada infeksi, peradangan, atau kanker, kelenjar getah bening ini bisa membesar.

Keberadaan kelenjar getah bening yang membengkak di dekat permukaan kulit, biasanya bisa dengan mudah diraba.

Beberapa bahkan dapat dilihat benjolannya.

Tetapi jika hanya ada beberapa sel kanker di kelenjar getah bening, seseorang mungkin tak akan menyadarinya.

Semuanya terlihat atau terasa normal.

Dalam kasus ini, dokter harus memeriksa kanker dengan membuang seluruh atau sebagian dari kelenjar getah bening.

Pengangkatan satu kelenjar getah bening disebut biopsi.

Ketika banyak kelenjar getah bening yang dihilangkan, disebut diseksi kelenjar getah bening.

Bisa kembali setelah operasi

Ketika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, ada risiko yang lebih tinggi bahwa kanker mungkin kembali setelah proses operasi.

Oleh sebab itu, dokter biasanya akan merekomendasikan penderita kanker getah bening untuk menjalani perawatan lebih lanjut setelah operasi.

Perawatan lanjut bisa dilakukan dengan kemoteraspi atau radiasi.

Untuk memeriksa kondisi kelenjar getah bening, dokter bisa juga mengambil sampel jaringan menggunakan jarum.

Baca juga: Pasca Operasi, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini untuk Percepat Pemulihan

Biasanya, ini dilakukan pada kelenjar getah bening yang membesar. Tindakan ini disebut biopsi jarum.

Jaringan yang diangkat dilihat di bawah mikroskop oleh ahli patologi untuk mengetahui apakah ada sel kanker di dalamnya atau tidak.

Ahli patologi adalah dokter yang mendiagnosis penyakit menggunakan sampel jaringan.

Di bawah mikroskop, sel-sel kanker kelenjar getah bening sering terlihat seperti sel-sel kanker dari tumor primer.

Sebagai contoh, ketika kanker payudara menyebar ke kelenjar getah bening, sel-sel di kelenjar tersebut terlihat seperti sel kanker payudara.

Dokter juga dapat menggunakan rongen untuk mencari kelenjar yang membesar di bagian dalam tubuh.

Apabila ditemukan pembesaran kelenjar getah bening di dekat kanker, kelenjar getah bening bisa dianggap mengandung kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com