KOMPAS.com - Kegagalan dalam menjalin hubungan kasih alias putus cinta disikapi beragam oleh pasangan.
Beberapa orang memilih larut dalam rutinitas atau hobinya. Ada yang menjadikannya ide membuat karya lagu atau cerita.
Beberapa orang sampai mengalami masalah kesehatan, depresi, dan ingin menyerah untuk melanjutkan hidup.
Ada juga yang santai dan bergegas membuka lembaran baru (move on).
Dari beberapa kecenderungan itu, studi peneliti dari University of Graz, Austria mengungkapkan, jenis kelamin memengaruhi sikap dan kelakuan orang saat putus cinta.
Melansir Psychology Today, psikolog Ursula Athenstaedt meriset 876 orang dewasa yang baru putus cinta dan sikap mereka melihat mantan kekasinya.
Baca juga: Sering Stres dan Gampang Emosi, Waspadai Sindrom Patah Hati
Penelitian yang diterbitkan di Social Psychological and Personality Science (2019) itu mengungkap, responden pria lebih positif melihat mantannya.
Dari survei, beberapa pria juga masih berharap bisa kembali dengan mantannya.
Sementara itu, responden wanita cenderung negatif memandang hubungan cintanya di masa lalu, serta mengabaikan sisi positif mantannya.
Athenstaedt berpendapat temuan risetnya masuk akal, jika mengacu perspektif evolusi.
Baca juga: Patah Hati Bisa Sebabkan Kematian, Berikut Cara Mengobatinya
Artinya, pria punya kecenderungan menjalin hubungan cinta berulang kali dalam jangka pendek.
Sedangkan wanita cenderung membina hubungan serius dengan pria, dengan orientasi jangka panjang.
Dari perspektif tersebut, pria terkadang beranggapan masih ada kans balikan dengan mantan pacar.
Sebaliknya, wanita cenderung enggan balikan, karena sudah pernah merasakang sang pria gagal memenuhi kebutuhan cinta jangka panjangnya.
Para peneliti juga menemukan perbedaan gender memengaruhi tingkah laku setelah putus cinta.