Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2019, 16:00 WIB

KOMPAS.com - Tubuh merespons sesuatu atau kejadian dengan dengan rasa senang, marah, takut, dan sebagainya. Respons tersebut dikenal sebagai emosi

Lazimnya emosi bisa dikontrol. Namun apabila emosi atau stres sudah berlebihan, kita bisa terkena sindrom patah hati (Tokotsubo cardiomyopathy).

Beberapa pemicu sindrom patah hati antara lain kematian orang terdekat, diagnosis medis yang menakutkan, kehilangan pekerjaan, kejutan tiba-tiba, sampai konflik rumah tangga.

Melansir Kompas.com (7/3/2019), sindrom yang kali pertama diperkenalkan sejumlah dokter di Jepang ini terjadi ketika otot jantung tiba-tiba melemah dan mengakibatkan jantung berubah bentuk.

Baca juga: Bukan Hanya Kehilangan, Sindrom Patah Hati Juga Berasal dari Otak

Gejala

Seperti dilansir WebMD (6/12/2019), terdapat beberapa gejala yang lazim menyambangi pengidap sindrom patah hati. Salah satunya nyeri dada.

Hal itu didasarkan hasil riset dengan melibatkan 30 pasien kanker di MD Anderson Cancer Center di Houston. Argumen diperkuat dengan laporan lain yang menyebut, seorang dokter menemukan pasien paru-paru kronis dan gangguan lambung akut juga mengalami nyeri dada.

Hasil diagnosis mengungkapkan salah satu ruang pompa utama jantung pasien tersebut melemah. Sehingga, pasien mengeluhkan rasa sakit di dada, disertai sesak napas.

Kondisi tersebut sekilas menyerupai serangan jantung. Namun para ahli setempat menyimpulkan mereka yang mengalami sindrom patah hati karena terdapat lonjakan hormon mirip adrenalin.

Lonjakan hormon tersebut membuat jantung tersengat sehingga gejalanya menyerupai serangan jantung. 

Baca juga: Waspadai Sindrom Patah Hati karena Terlalu Bahagia

Kehilangan

Sementara, Kepala Unit Kardiologi Klinis Spectrum Health Fred and Lena Meijer Heart Center di Michigan, Jeffrey Decker, menyebut sindrom patah hati tidak melulu disebabkan masalah kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+