KOMPAS.com - Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker.
Menjadi bahaya, sel-sel kanker ini dalam perkembangannya dapat menyebar ke bagian tubuh lain sehingga bisa menyebabkan kematian.
Kanker kerap dipahami masyarakat sebagai tumor. Padahal tidak semua tumor adalah kanker.
Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal yang muncul di bagian tubuh tertentu.
Baca juga: Kanker Ginjal: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Cara Mengobati
Tumor pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur.
Dengan kata lain, setiap orang mempunyai risiko untuk terkena kanker.
Risiko akan meningkat jika orang tersebut hidup dengan faktor risiko kanker.
Mengenali faktor risiko tersebut dan melakukan usaha penanggulangan sejak dini merupakan usaha pencegahan terjadinya kanker.
Lakukan skrining dan deteksi dini jika mempunyai faktor risiko kanker.
Melansir Mayo Clinic, sebagian besar kanker terjadi pada orang yang tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.
Namun, dokter memiliki gagasan tentang apa yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker.
Berikut beberapa faktor risiko kanker yang diketahui:
1. Usia
Kanker membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang. Itu sebabnya kebanyakan orang yang didiagnosis menderita kanker telah berusia 65 tahun atau lebih.
Walaupun lebih umum terjadi pada orang tua, namun kanker sekali lagi dapat didiagnosis pada usia berapa pun.
2. Gaya hidup
Pilihan gaya hidup tertentu diketahui meningkatkan risiko kanker.
Berikut beberapa kebiasaan yang bisa memicu kanker:
Dapat mengubah kebiasaan tersebut diyakini dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker.
Baca juga: Waspada, Paparan Sinar UV dari Matahari Bisa Picu Kanker Kulit
3. Sejarah keluarga
Jika kanker umum terjadi di keluarga, ada kemungkinan mutasi diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Anda mungkin menjadi kandidatnya. Oleh karena itu, Anda mungkin perlu melakukan pengujian genetik untuk melihat apakah telah mewarisi mutasi yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu atau tidak.
Namun perlu diingat juga, memiliki mutasi genetik yang diwariskan tidak selalu berarti Anda akan terkena kanker.
4. Kondisi kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan kronis, seperti kolitis ulserativa diketahui dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker tertentu.
Bicaralah dengan dokter Anda tentang risiko kanker tersebut.
5. Lingkungan
Lingkungan yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit kanker.
Salah satu zat yang dimaksud tersebut yakni asap rokok. Di mana, Anda mungkin menghirup asap rokok orang lain saat pergi ke tempat umum atau tinggal dengan peropkok.
Bahan kimia di rumah atau tempat kerja, seperti asbes dan benzena juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Melansir National Cancer Institute at the National Institutes of Health U.S. Department of Health and Human Services, biasanya memang sulit untuk mengetahui secara pasti mengapa seseorang bisa mengembangkan kanker di tubuh.
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Disembuhkan?
Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa ada faktor-faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena kanker.
Daftar di bawah ini mencakup faktor-faktor risiko kanker yang paling banyak diketahui atau dicurigai diteliti:
Beberapa faktor risiko tersebut dapat dihindari, sementara yang lain, seperti bertambah tua tidak bisa.
Membatasi paparan pada faktor risiko yang dapat dihindari jelas dapat menurunkan risiko terkena kanker tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.