KOMPAS.com - Satai atau sate merupakan salah satu kuliner khas Indonesia yang banyak orang dari berbagai penjuru Tanah Air, termasuk juga para wisatawan mancanegara.
Hal itu bisa jadi lumrah. Pasalnya, daging yang dibakar memang memiliki cita rasa yang enak dan aroma khas yang bisa menggugah selera.
Namun, kebiasaan makan sate ini disinyalir dapat menimbulkan dampak kurang baik bagi kesehatan tubuh.
Baca juga: Benarkah Makan Ikan Lele Sebabkan Kanker?
Dalam buku Do's & Dont's Street Food: Makan Sehat di Luar Rumah Agar Tetap Langsing (2013) karya Gagas Ulung dan Hindah J. Muaris, dijelaskan bahwa penggemar masakan yang dibakar perlu berhati-hati.
Hal itu dikarenakan masakan yang dibakar mengandung zat karsinogenik bernama nitrosamine.
Untuk membakar makanan, biasanya para penjual atau pembuat makanan tersebut menggunakan arang. Kondisi inilah yang menjadi awal mula penyakit kanker bisa menyerang.
Begitu makanan dibakar menggunakan arang yang mengandung zat karbon, maka pada makanan itu ikut juga karbon dari hasil pembakaran yang dapat memicu timbulnya kanker.
Selain itu, proses pembakaran makanan baik dengan arang maupun sarana lainnya, sering dibarengi dengan pembentukan arang atau gosong.
Sementara gosong pada makanan ini juga berbahaya karena mengandung banyak atom karbon.
Apabila atom karbon ini ditemukan dalam jumlah yang besar, tentu juga bisa memicu datangnya kanker (karsinogenik).
Baca juga: Apakah Kanker Terasa Nyeri?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.