KOMPAS.com - Banyak orang menjadikan media sosial sebagian dari keseharian.
Beberapa orang mencari hiburan dengan berswafoto (selfie), berkeluh kesah, atau melihat unggahan terbaru foto teman.
Kendati awalnya bertujuan untuk menghibur diri, penggunaan media sosial tanpa kontrol justru membuat orang merasa iri sampai depresi.
Baca juga: Awas, Kesepian Picu Kematian Dini, Begini Cara Mengatasinya
Melansir Psychology Today, dampak media sosial tersebut muncul saat Anda menginginkan sesuatu atau momen yang diunggah orang lain lewat akun media sosial mereka.
Awalnya, Anda merasa terbawa perasaan (baper) hingga iri karena tidak mampu mengikuti gaya hidup orang-orang tersebut.
Rasa iri tersebut lambat laun bisa berkembang menjadi rasa kehilangan.
Setelah itu, karena tidak bisa memamerkan momen terbaik dalam hidup seperti yang diunggah orang lain, Anda bisa merasakan kecemasan dan bermuara pada depresi.
Agar media sosial tidak merenggut kesehatan mental, pakar kesehatan mental Larissa May menyarankan Anda sesekali rehat atau detoks media sosial.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Depresi secara Alami dengan Olahraga
Melansir Forbes, Anda perlu mengambil jeda atau rehat dari media sosial saat:
Jika Anda mengalami beberapa tanda di atas, artinya Anda sudah selangkah lebih dekat dari kecanduan media sosial. Saatnya Anda mengikuti detoks media sosial.
Baca juga: Memelihara Kucing atau Anjing Bantu Meredakan Stres, Anda Tertarik?
Bagi orang yang sudah kecanduan, menghentikan aktivitas bermedia sosial secara tiba-tiba bisa menjadi tindakan ekstrem.
Alih-alih menempa mental lebih kuat, Anda justru bisa stres atau cemas berlebihan.
Untuk itu, Anda perlu selangkah demi selangkah rehat dari media sosial. Caranya sebagai berikut:
1. Buat akses media sosial sedikit ribet
Memasang aplikasi media sosial di tampilan muka telepon pintar memang dapat memudahkan akses.