KOMPAS.com – Tanda serangan jantung sering kali diabaikan karena mirip dengan masuk angin.
Istilah masuk angin atau angin duduk kerap digunakan masyarakat untuk menggambarkan rasa tidak enak badan tanpa penyebab yang jelas.
Salah satu cara yang paling sering ditempuh untuk mengatasi gejala masuk angin di Indonesia, yakni dengan kerokan.
Baca juga: Serangan Jantung Bisa Terjadi Saat Tidur, Kenali 4 Gejalanya
Setelah digosok dengan balsam atau minyak rempah, badan penderita kemudian digores dengan uang logam pada bagian dada dan punggung hingga meninggalkan bekas warna kemerahan berpola.
Orang-orang percaya bahwa bekas goresan yang berwarna lebih merah sampai kehitaman adalah tanda ada banyak angin yang masuk ke dalam tubuh.
Sementara, jika penderita bersendawa saat badan digosok, hal itu dianggap sebagai tanda angina sudah keluar.
Selain kerokan, masyarakat Indonesia juga kerap mengonsumsi jamu untuk mengatasi masuk angin.
Sebenarnya diagnosis dan terapi tradisional untuk mengatasi gejala masuk angin seperti itu tidak akan menjadi masalah jika penderita hanya mengalami mialgia, istilah medis untuk menjelaskan pegal-pegal di otot tubuh.
Tapi, menjadi berbahaya jika keluhan yang sedang dialami oleh orang tersebut ternyata adalah tanda serangan jantung.
Melansir Buku Menaklukkan Pembunuh No. 1: Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner secara Tepat dan Cepat (2010) yang dibuat A. Fauzi Yahya, dokter yang rutin bergelut menghadapi penderita penyakit jantung kerap dihadapkan pada satu kenyataan ironis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.