Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2020, 18:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Rambut seseorang biasanya rontok saat dicuci, dikeringkan, atau disisir. 

Akan tetapi, kerontokan rambut dalam jumlah besar dan konsisten dapat menyebabkan kebotakan.

Melansir Women's Day, ahli dermatologi berbasis di New York, Francesca Fusco, MD mengatakan, kebanyakan orang kehilangan rambut 50 sampai 100 helai setiap sehari.

Fusco menyebut kerontokan rambut jadi masalah ketika jumlah rambut yang rontok cukup banyak dan terus-menerus.

Apabila rambut rontok kurang dari 100 helai per hari, umumnya orang tidak mengalami penipisan rambut.

Baca juga: 7 Cara Alami Membasmi Ketombe yang Membandel

Penyebab rambut rontok

Melansir Mayo Clinic, kerontokan rambut bisa terjadi saat siklus pertumbuhan rambut terganggu.

Kondisi tersebut bisa terjadi saat kantong kelenjar di rambut rusak atau terhambat jaringan parut.

Rambut rontok bisa karena dipengaruhi satu atau beberapa faktor penyebab berikut:

  1. Keturunan: penyebab paling umum dari kerontokan rambut yang berakibat pada kebotakan ini biasanya timbul bertahap seiring usia yang menua
  2. Perubahan hormon: perubahan hormon karena kehamilan, persalinan, menopause, dan masalah tiroid dapat memicu rambut rontok
  3. Kondisi medis: gangguan kesehatan alopecia areata dapat menyebabkan rambut rontok secara merata. Selain itu, infeksi kulit kepala mirip kurap dan trichotillomania juga membuat penderitanya mengalami rambut rontok
  4. Obat dan suplemen: Obat terapi kanker, radang sendi, depresi, masalah jantung, asam urat dan tekanan darah tinggi punya efek samping memicu rambut rontok
  5. Stres berat: beberapa orang yang sedang stres atau mengalami guncangan hebat dapat mengalami rambut rontok sampai rambutnya metipis.
  6. Penataan dan pewarnaan rambut: kebiasaan menyisir terlalu kencang, ikatan rambut terlalu ketat, dapat memicu rambut rontok. Selain itu, sejumlah produk perawatan rambut juga memicu peradangan di kelenjar kulit kepala, dan bikin rambut rontok.

Baca juga: Waspada Wanita, Risiko Kanker Payudara Meningkat Akibat Pewarna Rambut

Selain beberapa penyebab di atas, rambut rontok juga bisa jadi tanda penyakit seperti diabetes dan lupus.

Tips merawat rambut rontok

Rambut rontok yang disebabkan faktor keturunan dan hormonal memang sulit dikendalikan.

Namun, kebanyakan kasus rambut rontok yang umum bisa dicegah apabila dirawat dengan cara yang tepat.

Berikut beberapa tips merawat rambut rontok:

  1. Hindari mengucir atau mengikat rambut terlalu ketat
  2. Hindari memuntir, menggosok, atau menarik rambut secara berlebihan
  3. Saat mencuci rambut, bersihkan rambut dan kulit kepala dengan lembut
  4. Gunakan sisir rambut bergigi lebar untuk mencegah rambut tercerabut dari akarnya
  5. Hindari perawatan rambut berbasis pemanas seperti pengeriting rambut, pengering rambut, pewarna rambut
  6. Konsultasikan obat-obatan yang minim efek samping pemicu rambut rontok
  7. Lindungi rambut dari paparan sinar matahari
  8. Setop merokok
  9. Anda yang sedang menjalani kemoterapi bisa minta topi pendingin untuk mengurangi risiko kehilangan rambut selama terapi pengobatan kanker

Baca juga: 5 Cara Mempercepat Metabolisme Tubuh Selain Olahraga

Apabila beberapa cara mengatasi rambut rontok di atas tidak mempan dan jumlah rambut yang rontok masih lebih dari 100 helai, coba konsultasikan kondisi tersebut pada dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Waspadai Kehamilan Berisiko, Ini Pentingnya Pemeriksaan Prenatal
Waspadai Kehamilan Berisiko, Ini Pentingnya Pemeriksaan Prenatal
Health
Jenis-jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Dokter
Jenis-jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Dokter
Health
Tips Masak Skala Besar agar Tak Picu Keracunan Massal Menurut Pakar
Tips Masak Skala Besar agar Tak Picu Keracunan Massal Menurut Pakar
Health
Mau Gigi Sehat? Pakar IPB Sarankan Obat Kumur yang Tepat
Mau Gigi Sehat? Pakar IPB Sarankan Obat Kumur yang Tepat
Health
Cegah Obesitas Anak, Dokter Sarankan Konsumsi Protein Hewani
Cegah Obesitas Anak, Dokter Sarankan Konsumsi Protein Hewani
Health
Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji
Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji
Health
Tren Diet Ekstrem #SkinnyTok Viral tapi Berbahaya untuk Remaja
Tren Diet Ekstrem #SkinnyTok Viral tapi Berbahaya untuk Remaja
Health
Belajar dari Joe Biden, Ketahui Di mana Saja Kanker Prostat Bisa Menyebar
Belajar dari Joe Biden, Ketahui Di mana Saja Kanker Prostat Bisa Menyebar
Health
Suami Najwa Shihab Meninggal akibat Stroke, Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Penyakitnya…
Suami Najwa Shihab Meninggal akibat Stroke, Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Penyakitnya…
Health
Mengenal 6 Manfaat Pepaya untuk Kesehatan, Termasuk Mencerahkan Kulit
Mengenal 6 Manfaat Pepaya untuk Kesehatan, Termasuk Mencerahkan Kulit
Health
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Meninggal Dunia karena Stroke, Ini Penjelasan Penyakitnya…
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Meninggal Dunia karena Stroke, Ini Penjelasan Penyakitnya…
Health
Dari Kasus Joe Biden, Kanker Prostat Bisa Menyebar? Kenali Ini Gejalanya…
Dari Kasus Joe Biden, Kanker Prostat Bisa Menyebar? Kenali Ini Gejalanya…
Health
Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia Usai Alami Stroke, Kenali Gejalanya
Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia Usai Alami Stroke, Kenali Gejalanya
Health
Kemenkes Klarifikasi Isu Peretasan PeduliLindungi, Ini Penjelasannya
Kemenkes Klarifikasi Isu Peretasan PeduliLindungi, Ini Penjelasannya
Health
Transplantasi Kandung Kemih Pertama di Dunia Berhasil, Harapan Baru Pasien Kanker
Transplantasi Kandung Kemih Pertama di Dunia Berhasil, Harapan Baru Pasien Kanker
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau