Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2020, 03:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Konsentrasi pikiran sangat diperlukan dalam mengerjakan tugas sehari-hari.

Saat kita tidak dapat berkonsentrasi, kita juga tidak bisa berpikir jernih sehingga berisiko besar melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan.

Tidak mampu berkonsentrasi memengaruhi orang secara berbeda. Mereka yang sulit berkonsetrasi biasanya mengalami hal berikut:

  • tidak dapat mengingat hal-hal yang terjadi beberapa waktu yang lalu
  • kesulitan duduk diam
  • kesulitan berpikir jernih
  • sering kehilangan barang atau kesulitan mengingat di mana meletakan barang
  • ketidakmampuan untuk membuat keputusan
  • ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang rumit
  • kurang fokus
  • kekurangan energi fisik atau mental untuk berkonsentrasi
  • membuat kesalahan ceroboh.

Baca juga: Penyebab Tidur Mendengkur dan Cara Mengatasinya

Sulit berkonsetrasi dalam waktu tertentu mungkin bukan masalah besar. Namun, hal ini juga bisa terjadi secara persisten sehingga menganggu kualitas hidup seseorang.

Selain itu, sulit konsentrasi bisa dipengaruhi oleh berbagai kondisi medis. Melansir laman healthline, berikut kondisi medis yang bisa membuat seseorang sulit berkonsetrasi:

Being unable to concentrate can be the result of a chronic condition, including:

  • ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder
  • sindrom kelelahan kronis
  • benturan keras di kepala
  • sindrom cushing atau gangguan karena tingginya kortisol dalam tubuh
  • demensia
  • epilepsi
  • insomnia
  • gangguan depresi mayor
  • gangguan mental, seperti skizofrenia
  • sindrom kaki gelisah.

Gaya hidup tertentu seperti kurang tidur, kondisi lapar, kegelisahan, hingga stres berlebih juga bisa membuat seseorang sulit konsentrasi.

Selain itu, tidak mampu berkonsentrasi juga merupakan efek samping dari beberapa obat.

Cara mengatasi

Menemukan penyebabnya adalah kunci untuk menangani hal ini. Itu sebabnya, kita perlu bantuan dokter.

Dokter biasanya akan memulai diagnosis dengan mengumpulkan riwayat kesehatan serta mendiskusikan gejala.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa obat-obatan atau suplemen yang kita konsumsi.

Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, dokter akan membuat diagnosis atau merekomendasikan pengujian lebih lanjut.

Baca juga: Tak Hanya Anak-anak, Orang Dewasa Juga Bisa Alami ADHD

Jika sulit konsentrasi diakibatkan karena kondisi medis tertentu, biasanya dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan seperti berikut:

  • tes darah untuk menentukan kadar hormon
  • CT scan untuk melihat kelainan otak
  • pemeriksaan dengfan electroencephalography (EEG) yang mengukur aktivitas listrik di kulit kepala.

Untuk meningkatkan kemampuan konsnetrasi, kita juga bisa melakukan perubahan gaya hidup seperti:

  • mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak.
  • tidur yang cukup
  • mengurangi asupan kafein
  • melakukan relaksasi seperti meditasi atau menulis jurnal.
  • Perawatan yang diperlukan untuk mengatasi hal ini juga tergantung diagnosis spesifik yang dilakukan oleh dokter.

Misalnya, orang yang didiagnosis ADHD biasanya memerlukan pemberian obat tertentu yang dikombinasikan dengan terapi perilaku.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau