KOMPAS.com - Cuaca yang terlalu panas bisa membuat kita rentan mengalami heat stroke.
Heat stroke terjadi ketika suhu tubuh terlalu tinggi hingga mencapai tingkat bahaya.
Heat stroke juga bisa membuat penderitanya mengalami kelelahan akibat panas.
Pasalnya, menghabiskan terlalu banyak waktu di bawah sinar matahari atau berada dalam suhu panas membuat kita rentan mengalami dehidrasi.
Baca juga: Pakai Masker Rentan Bikin Kulit Wajah Bermasalah, Begini Baiknya
Hal ini membuat tubuh tidak bisa menyeimbangkan suhu normal.
Tubuh manusia biasanya bisa mencapai suhu normal dalam waktu 30 menit usai terkena panas.
Ketika mengalami heat stroke, sistem tubuh menjadi sulit menyeimbangkan suhu inti.
Heat stroke juga bisa meyebabkan kerusakan pada otak dan organ internal tubuh. Bahkan, kondisi ini juga bisa mengancam nyawa.
Melansir Independent, penderita heat stroke biasanya mengalami gejala berikut:
Heat stroke rentan terjadi pada orang lanjut usia yang tinggal di apartemen atau rumah yang tidak memiliki AC atau aliran udara yang baik.
Mereka yang kurang mengonsumsi air, memiliki penyakit kronis, atau yang mengonsumsi alkohol berlebihan juga rentan mengalami heat stroke.
Faktor lingkungan seperti udara yang terlalu lembab juga bisa menghambat penguapan keringat yang memicu heat stroke.
Suhu udara di atas 32 derajat celcius juga rentan memicu heat stroke. Selain hal tersebut, berikut berbagai faktor risiko pemicu heat stroke.
Baca juga: 4 Manfaat Teh, Redakan Stres hingga Jaga Kesehatan Jantung
Saat harus beraktivitas di tengah cuaca panas, sebaiknya kita melakukan langkah pencegahan dengan cara berikut:
Jika menemukan seseorang mengalami heat stroke, kita harus segera menghubungi rumah sakit terdekat. Penanganan medis yang terlambat bisa berakibat fatal.
Selama menunggu petugas medis, kita juga harus melakukan pertolongan pertama dengan cara berikut:
1. Memindahkan penderita ke lingkungan ber- AC atau lingkungan yang sejuk dan teduk. Lalu lepaskan pakaian yang tidak perlu.
2. Periksa pernapasan, denyut nadi dan tingkat respons pasien.
3. Kompres pasien dengan kain bash yang dingin.
4. Jika suhu tubuh pasien kembali normal, keringkan tubuh pasien dengan kain.
Hindari mengompres dengan es jika pasien berusia lebih tua, terlalu muda, atau memiliki penyakit kronis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.