KOMPAS.com - Munculnya jerawat bisa membuat stres banyak orang. Sebaliknya, stres juga bisa memicu jerawat.
Stres bisa memicu meningkatnya produksi hormon kortisol yang merangsang kelenjar minyak di kulit yang memicu timbulnya jerawat.
"Hormon adalah salah satu faktor utama penyebab jerawat. Saat stres, tingkat hormon kortisol melonjak. Kondisi ini bisa mengikat dan emrangsang kelenjar sebasea," ucap ahli dermatologi dari New York, Shari Marchbein.
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang terdapat di bawah kulit. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi minyak gunamelembabkan kulit, dan menjaga serta mempertahankan kelembutan kulit.
Baca juga: 7 Makanan Penghilang Rasa Mual
Ketika produksi minyak berlebihan, hal ini bisa memicu pertumbuhan jerawat.
Jerawat yang muncul karena stres biasanya menimbulkan rasa sakit dan tekstrunya lunak.
Jerawat karena stres juga bisa berbentuk benjolan kecil pada garis rahang dan leher bagian atas.
Ahli dermatologi Ava Shamban juga mengatakan, stres bisa memicu dermatitis perioral atau jerawat berupa bintik-bintik merah.
"Jerawat ini biasanya berwarna merah cerah dan berada di sekitar hidung dan bibir bagian atas," tambahnya.
Untuk mengatasi hal ini, hindarilah menggosok wajah secara berlebihan, dan mengaplikasikan terlalu banyak produk perawatan jerawat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.