Setelah usus buntu pecah, bakteri dan nanah keluar dari usus buntu menuju bagian perut yang lain. Kondisi ini dalam dunia medis disebut peritonitis.
Beberapa gejala usus buntu pecah saat fase peritonitis dan membutuhkan perawatan medis mendesak yakni:
Baca juga: Gejala Asam Lambung Naik, Tak Hanya Mual dan Sakit Perut
Saat ada infeksi hebat di perut, jaringan di sekitarnya bisa membentuk rongga tempat nanah mengumpul (abses).
Gejala abses ini mirip dengan radang usus buntu. Hal yang membedakan antara lain:
Ketika tidak segera diatasi, bakteri usus buntu yang pecah dapat masuk ke aliran darah dan menimbulkan sepsis atau peradangan di seluruh tubuh. Gejala sepsis usus buntu di antaranya:
Baca juga: Ingin Mengobati Asam Lambung dengan Kunyit, Begini Baiknya...
Cara mengatasi usus buntu pecah adalah mengeluarkan bagian yang terinfeksi lewat operasi.
Peritonitis diobati dengan membersihkan rongga perut selama operasi. Tujuannya, agar tidak ada sisa bakteri yang tertinggal.
Setelah itu, biasanya penderita diberi antibiotik selama beberapa minggu untuk memastikan infeksi bakteri tuntas.
Jika radang jaringan tubuh yang bernanah (abses) cukup besar, dokter terkadang akan menguras kotoran lukanya sebelum operasi.
Caranya dengan memasukkan tabung ke dalam abses dan membiarkan bakteri dan nanah mengalir ke luar. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu.
Setelah abses terkuras dan infeksi serta peradangan terkontrol, dokter umumnya baru melakukan operasi diikuti perawatan dengan obat antibiotik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.