KOMPAS.com – Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang.
Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru, sehingga pengidapnya akan mengalami kesulitan dalam bernapas.
Melansir laman resmi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, PPOK pada umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yakni bronkitis kronis dan emfisema.
Baca juga: 9 Gejala Awal Kanker Paru-paru yang Harus Diwaspadai
Bronkitis adalah infeksi pada saluran udara menuju paru-paru yang menyebabkan pembengkakan dinding bronkus dan produksi cairan di saluran udara berlebihan.
Adapun emfisema adalah kondisi rusaknya kantung-kantung udara pada paru-paru yang terjadi secara bertahap.
PPOK termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Namun, orang yang mengenali gejala awal sering kali bisa mendapatkan diagnosis dini dan membuat perubahan untuk memperlambat perkembangannya.
Merangkum Medical News Today, ketika seseorang menderita PPOK, paru-paru mereka kurang efisien dalam mengirimkan oksigen ke tubuh.
Ketika penyakit pertama kali mulai merusak paru-paru, seseorang mungkin bakal melihat perubahan kecil yang mengindikasikan masalah pada pernapasannya.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
Berikut ini adalah beberapa perubahan yang mungkin termasuk sebagai gejala awal PPOK:
Dalam banyak kasus, orang kurang memedulikan gejala awal PPOK terseut.
Padahal, mengabaikan tanda-tanda kecil dapat membuat PPOK berkembang lebih cepat.
Dengan demikian, orang yang mengalami gejala ini harus mengunjungi dokter untuk menentukan penyebabnya.
Baca juga: 5 Penyebab Sesak Napas Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai
PPOK memang terkadang menyerupai kondisi medis lainnya, yang membuat pendeteksiannya lebih sulit.
Contoh dari kondisi ini meliputi:
1. Asma
Penderita asma mungkin merasa sesak napas dan mengalami mengi.
PPOK tahap awal juga bisa mengalami gejala asma tersebut.
Satu perbedaan besar antara keduanya adalah asma bisanya menyebabkan episode mengi dan rasa yang mengikat pada dada.
Sedangkan, gejala PPOK biasanya terjadi secara konstan, dan berupa batuk yang disertai dahak.
Untuk memastikan kondisi yang terjadi, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti dengan rontgen dada, termasuk pemeriksaan spriometri untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi paru-paru serta kemampuan pasien dalam bernapas.
Baca juga: 4 Penyebab Asma yang Perlu Diwaspadai
2. Penuaan
Ketika bertambah tua, otot dada seseorang pada umumnya akan berubah, sehingga membuatnya lebih sulit untuk menarik napas dalam-dalam.
Orang yang beranjak tua juga akan kehilangan elastisitas di paru-paru, yang dapat memengaruhi pengiriman oksigen ke dalam darah.
Seseorang terkadang berpikir bahwa sesak napas disebabkan oleh bertambahnya usia daripada kondisi pernapasan yang mendasarinya.
3. Penyakit akut
Orang dengan PPOK cenderung lebih sering terkena penyakit pernapasan daripada orang lain.
Mereka mungkin mengira serangan bronkitis, flu biasa, atau bahkan pneumonia, adalah penyakit normal.
Namun, ini mungkin merupakan tanda kondisi medis yang mendasarinya.
Penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala pernapasan dan mendiskusikannya dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis.
Baca juga: 11 Gejala Awal Asma yang Patut Diwaspadai
Mayoritas penderita PPOK adalah perokok.
Maka dari itu, International Primary Care Respiratory Group merekomendasikan siapa pun yang berusia 35 tahun atau lebih dan perokok harus menjalani tes untuk kondisi tersebut.
Mereka juga menyarankan untuk menguji siapa pun yang mengalami gejala PPOK.
Sesak napas selama aktivitas sehari-hari jarang menjadi sesuatu yang normal, melainkan cenderung mengindikasikan penyebab medis yang mendasari.
Jika seseorang memperhatikan bahwa dirinya lebih sering sakit, sesak napas tanpa alasan, atau memiliki lebih banyak lendir daripada sebelumnya, akan lebih baik jika segera mengunjungi dokter.
Seseorang terkadang dapat mengalami serangan PPOK, di mana gejalanya jauh lebih buruk dan bahkan mungkin mengancam jiwa.
Baca juga: Dokter: Tak Ada Trik Khusus Cegah Virus Corona untuk Penderita Asma
Siapa pun yang mengalami salah satu dari gejala berikut harus mencari perhatian medis darurat:
Ucapan cadel dan kebingungan dapat menunjukkan bahwa otak seseorang tidak mendapatkan cukup oksigen.
Siapa pun yang mengalami gejala ini sebaiknya segera menemui dokter.
Baca juga: Kanker Paru-paru: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.