KOMPAS.com – Penyakit gondongan layak diwaspadai karena bisa menimbulkan gejala menyakitkan dan beragam komplikasi berbahaya.
Merangkum Mayo Clinic, komplikasi gondongan jarang terjadi, tetapi beberapa berpotensi serius.
Kebanyakan komplikasi gondongan melibatkan peradangan dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti:
1. Testis
Radang testis yang dikenal sebagai orchitis, menyebabkan salah satu atau kedua testis membengkak pada pria yang telah mencapai masa pubertas.
Orchitis itu menyakitkan, tetapi jarang menyebabkan ketidakmampuan menjadi ayah bagi seorang anak (kemandulan).
Baca juga: 3 Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai
2. Otak
Infeksi virus seperti gondongan dapat menyebabkan radang otak (ensefalitis).
Ensefalitis dapat menyebabkan masalah neurologis dan mengancam jiwa.
3. Membran dan cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang
Kondisi yang dikenal sebagai meningitis ini dapat terjadi jika virus gondongan menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi sistem saraf pusat.
4. Pankreas
Tanda dan gejala kondisi yang dikenal sebagai pankreatitis ini, termasuk nyeri di perut bagian atas, mual, dan muntah.
Berbagai komplikasi tersebut terjadi ketika virus penyebab gondongan yang mulanya hanya menyerang kelenjar parotis atau kelenjar ludah, menyebar dan menginfeksi bagian tubuh lain.
Tak hanya itu, komplikasi lain dari gondongan bisa termasuk:
Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai
Untuk mengantisipasi serangan gondongan, penting untuk mengetahui penyebab penyakit ini.
Melansir HNS, gondongan pada dasarnya disebabkan oleh virus gondongan, yang termasuk dalam keluarga virus yang dikenal sebagai paramyxoviruses.
Virus ini adalah sumber infeksi yang umum, terutama pada anak-anak.
Saat seseorang terkena gondongan, virus berpindah dari saluran pernapasan, yakni hidung, mulut, dan tenggorokan ke dalam kelenjar parotid.
Kelenjar parotoid adalah kelenjar penghasil air liur yang ditemukan di kedua sisi wajah, tempat virus mulai berkembang biak.
Perpindahan ini kemudian menyebabkan kelenjar membengkak.
Virus juga dapat memasuki cairan serebrospinal (CSF), yaitu cairan yang mengelilingi dan melindungi otak dan tulang belakang manusia.
Setelah virus memasuki CSF, virus dapat menyebar ke bagian lain tubuh, seperti otak, pankreas, testis (pada laki-laki) dan ovarium (pada perempuan).
Lantas, bagaimana penyakit gondongan menyebar?
Gondongan adalah virus yang menyebar melalui udara dan dapat disebarkan melalui:
1. Semburan droplet
Ketika orang yang terinfeksi virus gondongan batuk atau bersin dan mengeluarkan tetesan kecil air liur yang terkontaminasi, dapat dihirup oleh orang lain.
Orang yang menghidrup droplet tersebut kemudian dapat tertular gondongan.
Baca juga: 10 Penyebab Leher Sakit dan Cara Mengatasinya
2. Sentuhan benda yang terpapar virus
Orang yang terinfeksi menyentuh hidung atau mulutnya, kemudian menempelkan virus ke suatu benda, seperti pegangan pint atau permukaan meja.
Jika orang lain menyentuh benda tersebut segera setelah itu, mereka dapat menularkan virus ke saluran pernapasannya.
3. Berbagi peralatan pribadi
Berbagi peralatan, seperti cangkir, peralatan makan, atau piring dengan orang yang terinfeksi dapat menjadi sarana penularan virus penyebab gondongan.
Orang dengan gondongan biasanya paling menular dari beberapa hari sebelum kelenjar parotidnya membengkak hingga beberapa hari sesudahnya.
Untuk alasan ini, disarankan bagi siapa saja untuk menghindari bekerja atau sekolah selama 5 hari setelah gejala pertama kali berkembang jika didiagnosis menderita gondongan.
Gondongan juga dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi virus tetapi tidak memiliki gejala yang jelas.
Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus
Melansir Health Line, vaksinasi dapat mencegah penyakit gondongan.
Sebagian besar bayi dan anak-anak kini telah menerima vaksin measles, mumps, rubella (MMR) secara bersamaan.
Suntikan MMR pertama biasanya diberikan antara usia 12 dan 15 bulan pada kunjungan anak sehat rutin.
Vaksinasi kedua diperlukan untuk anak usia sekolah antara 4 dan 6 tahun.
Dengan dua dosis, vaksin gondongan kira-kira 88 persen efektif. Sementara, tingkat efektivitas hanya satu dosis sekitar 78 persen.
Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan.
Namun, orang yang sistem kekebalannya terganggu, alergi terhadap gelatin atau neomisin, atau sedang hamil, sebaiknya tidak menerima vaksin MMR.
Selain itu, penting juga bagi siapa saja untuk melakukan berbagai hal berikut sebagai cara mencegah gondongan:
Baca juga: Cuci Tangan Pakai Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.