Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2020, 12:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

3. Mengelola kelenjar tiroid yang terlalu aktif

Dokter Anda bisa jadi akan merekomendasikan jenis yodium khusus yang disebut yodium radioaktif untuk mengobati kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

Jenis yodium ini juga dapat disebut radioiodine.

Obat telan ini digunakan untuk menghancurkan sel tiroid ekstra untuk membantu mengurangi jumlah hormon tiroid yang berlebihan, yang menyebabkan hipotiroidisme.

Untuk alasan ini, yodium radioaktif biasanya hanya direkomendasikan setelah obat anti-tiroid gagal.

Yodium radioaktif berbeda dengan suplemen yodium dan Anda tidak boleh mengonsumsi suplemen yodium untuk hipertiroidisme.

4. Mengobati kanker tiroid

Radioiodine juga dapat menjadi pilihan pengobatan yang memungkinkan untuk kanker tiroid. Ini bekerja dengan cara yang sama seperti pengobatan hipertiroid.

Jika Anda mengonsumsi yodium radioaktif secara oral, obat tersebut menghancurkan sel tiroid, termasuk sel kanker. Ini dapat digunakan sebagai pengobatan setelah operasi tiroid untuk memastikan semua sel kanker telah dikeluarkan dari tubuh.

Menurut American Cancer Society, perawatan yodium radioaktif secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup bagi penderita kanker tiroid.

Baca juga: 6 Penyebab Kanker Tiroid yang Perlu Diwaspadai

5. Perkembangan saraf selama kehamilan

Anda membutuhkan lebih banyak yodium saat hamil. Itu karena asupan yodium selama kehamilan berkaitan dengan perkembangan otak pada janin.

Sebuah studi yang diterbitkan National Library of Medicine (NLM) National Center for Biotechnology Information (NCBI) NIH mengemukakan bahwa bayi yang ibu kandungnya mengalami kekurangan yodium selama kehamilan lebih mungkin tumbuh dengan IQ yang lebih rendah dan keterlambatan intelektual lainnya.

Asupan yodium harian yang direkomendasikan selama kehamilan adalah +70 mcg atau total 220 mcg.

Jika Anda hamil, tanyakan kepada dokter tentang suplementasi yodium, terutama jika vitamin prenatal Anda tidak mengandung yodium (banyak yang tidak).

Suplemen yodium mungkin juga diperlukan jika Anda kekurangan mineral.

Anda juga harus terus memantau asupan yodium jika Anda sedang menyusui.

Jumlah yodium harian yang direkomendasikan saat menyusui adalah 290 mcg. Itu karena yodium yang Anda ambil dari makanan dan suplementasi akan ditransfer melalui ASI ke bayi Anda yang menyusui.

Ini adalah periode perkembangan otak yang penting, jadi bayi membutuhkan 90-110 mcg per hari sampai mereka mencapai usia 6 bulan.

Baca juga: 6 Gejala Kanker Tiroid yang Perlu Diwaspadai

6. Meningkatkan fungsi kognitif

Manfaat neurologis yodium yang sama selama kehamilan dapat meluas ke fungsi otak yang sehat selama masa kanak-kanak. Ini juga termasuk pengurangan risiko intelektual.

Kemungkinan anak Anda mendapatkan semua yodium yang mereka butuhkan melalui makanannya, tetapi jika Anda memiliki pertanyaan tentang asupan yodium mereka, bicarakan dengan dokter anak mereka.

7. Meningkatkan berat badan lahir

Seperti halnya perkembangan otak, yodium selama kehamilan dikaitkan dengan berat lahir yang sehat.

Sebuah studi mengungkap, bahwa wanita hamil dengan gondok menemukan bahwa 400 mg yodium yang diminum setiap hari selama enam hingga delapan minggu sangat membantu dalam mengoreksi gondok yang terkait dengan kekurangan yodium.

Pada gilirannya, terjadi peningkatan berat lahir secara keseluruhan pada bayi baru lahir.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Meskipun asupan yodium dapat memengaruhi berat lahir bayi dan perkembangan secara keseluruhan, penting untuk diperhatikan bahwa penelitian di atas berfokus pada wanita di daerah berkembang yang sudah kekurangan zat besi.

Kecuali jika dokter Anda telah menentukan Anda kekurangan yodium, mengonsumsi suplemen tidak akan memengaruhi berat badan bayi Anda saat lahir.

Faktanya, mengonsumsi yodium secara tidak perlu malah dapat menyebabkan masalah kesehatan.

8. Dapat membantu mengobati penyakit payudara fibrokistik

Suplemen atau obat yodium mungkin dapat membantu mengobati penyakit payudara fibrokistik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com