Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2020, 12:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Iodium atau yodium adalah salah satu unsur kimia yang diperlukan tubuh. Tapi, tubuh tidak dapat membuatnya.

Oleh sebab itu, yodium yang dibutuhkan tubuh harus berasal dari asupan makanan.

Melansir WebMD, biasanya, hanya ada sedikit kandungan yodium dalam makanan, kecuali jika telah ditambahkan selama pemrosesan.

Baca juga: 3 Penyebab Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Makanan olahan biasanya mengandung lebih banyak yodium karena penambahan garam beryodium.

Sebagian besar yodium dunia ditemukan di lautan, di mana mineral ini terkonsentrasi oleh kehidupan laut, terutama rumput laut.

Penting untuk mendapatkan cukup asupan yodium dalam makanan sehari-hari. Ketercukupan ini berguna untuk mengatur hormon, perkembangan janin, dan banyak manfaat lainnya.

Jika kadar yodium Anda rendah, dokter mungkin akan merekomendasikan suplementasi.

Perlu diperhatikan, Anda tidak boleh mengonsumsi suplemen tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Manfaat yodium

Tak bisa disangkal, yodium memang termasuk mineral penting bagi tubuh.

Berikut ini adalah daftar dari beberapa kegunaan terpenting dari yodium dan bagaimana manfaatnya bagi tubuh:

1. Meningkatkan kesehatan tiroid

Yodium memainkan peran penting dalam kesehatan kelenjar tiroid.

Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di leher, di bawah jakun.

Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Natrium Tinggi

Melansir Health Line, di dalam tubuh, kelenjar tiroid membantu mengatur produksi hormon. Hormon-hormon ini mengontrol metabolisme, kesehatan jantung, dan lainnya.

Nah, untuk membuat hormon tiroid, kelenjar tiroid membutuhkan yodium dalam jumlah kecil.

Tanpa yodium, produksi hormon tiroid bisa menurun.

Kelenjar tiroid yang "rendah" atau kurang aktif dapat menyebabkan kondisi yang disebut hipotiroidisme.

Gejala hipotirodisme beragam pada masing-masing orang, tergantung seberapa rendah kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

Baca juga: 3 Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Gejala hipotirodisme di antaranya bisa meliputi:

  • Mudah lelah dan pusing
  • Sembelit atau susah buang air besar
  • Otot-otot terasa lemah, nyeri, dan kaku
  • Lebih sensitif pada cuaca dingin
  • Kulit kering, kasar, mudah mengelupas, dan keriput
  • Berat badan naik tanpa penyebab yang jelas
  • Wajah bengkak dan suara menjadi parau
  • Rambut rontok dan tipis
  • Kuku rapuh
  • Mudah lupa dan sulit berkonsentrasi

Untuk mencegah kondisi ini terjadi, Anda bisa mendapatkan cukup yodium dari makanan dengan mengonsumsi produk susu, makanan yang diperkaya, dan ikan air asin.

Yodium juga tersedia dalam makanan nabati yang tumbuh di tanah kaya yodium alami.
Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan mineral yodium dengan membumbui makanan Anda dengan garam beryodium.

Tapi perlu diingat, meskipun yodium meningkatkan kesehatan tiroid secara keseluruhan, terlalu banyak yodium bisa malah berdampak negatif pada kelenjar tiroid.

Itulah mengapa Anda tidak boleh mengonsumsi suplemen yodium tanpa rekomendasi dokter.

Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai

2. Mengurangi resiko untuk beberapa penyakit gondok

Gondok adalah kelenjar tiroid yang membesar.

Tiroid Anda mungkin membesar sebagai akibat dari hipotiroidisme atau hipertiroidisme.

Hipertiroidisme adalah kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

Nodul tiroid non-kanker (kista) juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.

Terkadang gondok berkembang sebagai respons langsung terhadap kekurangan yodium. Ini adalah penyebab paling umum dari gondok di seluruh dunia.

Gondok yang diinduksi yodium dapat disembuhkan dengan menambahkan makanan atau suplemen kaya yodium ke dalam makanan.

Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai

3. Mengelola kelenjar tiroid yang terlalu aktif

Dokter Anda bisa jadi akan merekomendasikan jenis yodium khusus yang disebut yodium radioaktif untuk mengobati kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

Jenis yodium ini juga dapat disebut radioiodine.

Obat telan ini digunakan untuk menghancurkan sel tiroid ekstra untuk membantu mengurangi jumlah hormon tiroid yang berlebihan, yang menyebabkan hipotiroidisme.

Untuk alasan ini, yodium radioaktif biasanya hanya direkomendasikan setelah obat anti-tiroid gagal.

Yodium radioaktif berbeda dengan suplemen yodium dan Anda tidak boleh mengonsumsi suplemen yodium untuk hipertiroidisme.

4. Mengobati kanker tiroid

Radioiodine juga dapat menjadi pilihan pengobatan yang memungkinkan untuk kanker tiroid. Ini bekerja dengan cara yang sama seperti pengobatan hipertiroid.

Jika Anda mengonsumsi yodium radioaktif secara oral, obat tersebut menghancurkan sel tiroid, termasuk sel kanker. Ini dapat digunakan sebagai pengobatan setelah operasi tiroid untuk memastikan semua sel kanker telah dikeluarkan dari tubuh.

Menurut American Cancer Society, perawatan yodium radioaktif secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup bagi penderita kanker tiroid.

Baca juga: 6 Penyebab Kanker Tiroid yang Perlu Diwaspadai

5. Perkembangan saraf selama kehamilan

Anda membutuhkan lebih banyak yodium saat hamil. Itu karena asupan yodium selama kehamilan berkaitan dengan perkembangan otak pada janin.

Sebuah studi yang diterbitkan National Library of Medicine (NLM) National Center for Biotechnology Information (NCBI) NIH mengemukakan bahwa bayi yang ibu kandungnya mengalami kekurangan yodium selama kehamilan lebih mungkin tumbuh dengan IQ yang lebih rendah dan keterlambatan intelektual lainnya.

Asupan yodium harian yang direkomendasikan selama kehamilan adalah +70 mcg atau total 220 mcg.

Jika Anda hamil, tanyakan kepada dokter tentang suplementasi yodium, terutama jika vitamin prenatal Anda tidak mengandung yodium (banyak yang tidak).

Suplemen yodium mungkin juga diperlukan jika Anda kekurangan mineral.

Anda juga harus terus memantau asupan yodium jika Anda sedang menyusui.

Jumlah yodium harian yang direkomendasikan saat menyusui adalah 290 mcg. Itu karena yodium yang Anda ambil dari makanan dan suplementasi akan ditransfer melalui ASI ke bayi Anda yang menyusui.

Ini adalah periode perkembangan otak yang penting, jadi bayi membutuhkan 90-110 mcg per hari sampai mereka mencapai usia 6 bulan.

Baca juga: 6 Gejala Kanker Tiroid yang Perlu Diwaspadai

6. Meningkatkan fungsi kognitif

Manfaat neurologis yodium yang sama selama kehamilan dapat meluas ke fungsi otak yang sehat selama masa kanak-kanak. Ini juga termasuk pengurangan risiko intelektual.

Kemungkinan anak Anda mendapatkan semua yodium yang mereka butuhkan melalui makanannya, tetapi jika Anda memiliki pertanyaan tentang asupan yodium mereka, bicarakan dengan dokter anak mereka.

7. Meningkatkan berat badan lahir

Seperti halnya perkembangan otak, yodium selama kehamilan dikaitkan dengan berat lahir yang sehat.

Sebuah studi mengungkap, bahwa wanita hamil dengan gondok menemukan bahwa 400 mg yodium yang diminum setiap hari selama enam hingga delapan minggu sangat membantu dalam mengoreksi gondok yang terkait dengan kekurangan yodium.

Pada gilirannya, terjadi peningkatan berat lahir secara keseluruhan pada bayi baru lahir.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Meskipun asupan yodium dapat memengaruhi berat lahir bayi dan perkembangan secara keseluruhan, penting untuk diperhatikan bahwa penelitian di atas berfokus pada wanita di daerah berkembang yang sudah kekurangan zat besi.

Kecuali jika dokter Anda telah menentukan Anda kekurangan yodium, mengonsumsi suplemen tidak akan memengaruhi berat badan bayi Anda saat lahir.

Faktanya, mengonsumsi yodium secara tidak perlu malah dapat menyebabkan masalah kesehatan.

8. Dapat membantu mengobati penyakit payudara fibrokistik

Suplemen atau obat yodium mungkin dapat membantu mengobati penyakit payudara fibrokistik.

Kondisi non-kanker ini paling sering terjadi pada wanita usia reproduksi, dan dapat menyebabkan benjolan payudara yang menyakitkan.

Baca juga: 10 Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pria

Meskipun ada janji bahwa yodium dapat membantu mengatasi kista payudara fibrokistik, Anda tidak boleh mencoba pengobatan sendiri.

Konsumsi yodium hanya untuk kondisi ini jika dokter Anda secara khusus merekomendasikannya.

Jika tidak, Anda bisa berisiko terkena efek samping dari toksisitas yodium.

9. Perlindungan dari dampak nuklir

Dalam kasus darurat nuklir, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan penggunaan kalium iodida (KI) untuk melindungi kelenjar tiroid dari cedera radiasi. Mineral ini tersedia dalam tablet dan formula cair.

Meskipun tidak sepenuhnya mudah dilakukan, semakin cepat KI dikonsumsi, maka semakin baik tiroid yang dianggap terlindungi dalam keadaan darurat seperti ini.

Ada risiko serius yang terkait dengan KI, termasuk gangguan gastrointestinal, peradangan, dan reaksi alergi.

Anda juga berisiko tinggi terkena penyakit tiroid.

Risiko komplikasi Anda lebih tinggi jika Anda sudah menderita penyakit tiroid.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Antioksidan Tinggi

10. Mengobati infeksi

Yodium dapat digunakan secara topikal dalam bentuk cair untuk membantu mengobati dan mencegah infeksi.

Mineral ini bekerja dengan membunuh bakteri di dalam dan sekitar luka dan goresan ringan.

Yodium topikal tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir. Ini juga tidak boleh digunakan untuk luka dalam, gigitan hewan, atau luka bakar.

Ikuti petunjuk pada kemasan untuk informasi dosis dan jangan gunakan lebih dari 10 hari kecuali diarahkan oleh dokter.

Jumlah kebutuhan yodium harian

Jumlah kebutuhan yodium harian pada setiap orang pada dasarnya dapat berbeda-beda, tergantung usia dan faktor risiko.

Berikut ini adalah jumlah kebutuhan yodium harian yang disarankan Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik (PMK) Indonesia No. 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia:

Bayi/anak

0-5 bulan: 90 mcg
6-11 bulan: 120 mcg
1-3 tahun: 90 mcg
4-6 tahun: 120 mcg
7-9 tahun: 120 mcg

Pria

10-12 tahun: 120 mcg
13-15 tahun: 150 mcg
16-18 tahun: 150 mcg
19-29 tahun: 150 mcg
30-49 tahun: 150 mcg
50-64 tahun: 150 mcg
65-80 tahun: 150 mcg
80+ tahun: 150 mcg

Wanita

10-12 tahun: 120 mcg
13-15 tahun: 150 mcg
16-18 tahun: 150 mcg
19-29 tahun: 150 mcg
30-49 tahun: 150 mcg
50-64 tahun: 150 mcg
65-80 tahun: 150 mcg
80+ tahun: 150 mcg

Ibu hamil

Trimester 1: +70 mcg
Trimester 2: +70 mcg
Trimester 3: +70 mcg

Ibu menyusui

6 Bulan pertama: +140 mcg
6 Bulan kedua: +140 mcg

Perlu diingat, pemenuhan kebutuhan yodium harian pada bayi usia 0-6 bulan harus bersumber dari pemberian ASI ekslusif.

Baca juga: 9 Jenis Vitamin dan Mineral yang Disarankan untuk Ibu Hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com