KOMPAS.com - Penyakit autoimun adalah istilah untuk menunjukkan lebih dari 100 macam gangguan sistem kekebalan tubuh.
Di antara ratusan penyakit autoimun, jenis yang cukup umum di antaranya diabetes tipe 1, rheumatoid arthritis, psoriasis, multiple sclerosis, lupus, graves disease, sjögren’s syndrome, sampai penyakit celiac.
Sebelum mengulas penyebab penyakit autoimun dan faktor risikonya, kenali lebih dulu apa itu penyakit autoimun.
Baca juga: Beragam Gejala Psoriasis, Penyakit Kronis yang Bikin Kulit Bersisik
Penyakit autoimun adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel dan jaringan tubuh yang semestinya dilindungi.
Dilansir dari Healthline, sistem kekebalan yang normal biasanya melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus, jamur, atau patogen berbahaya.
Ketika merasakan ada serangan kuman, sistem kekebalan akan mengirimkan pasukan tempur untuk menyerang zat asing tersebut.
Biasanya, sistem kekebalan mampu dengan cermat membedakan antara sel asing dan sel tubuh sendiri.
Namun, kondisi pada penyakit autoimun berbeda. Sistem kekebalan salah menganggap bagian tubuh sendiri sebagai zat asing.
Akibatnya, tubuh penderita autoimun melepaskan protein yang disebut antibodi untuk menyerang sel sehat.
Penyakit autoimun seperti diabetes hanya merusak satu organ yakni pankreas. Namun, penyakit autoimun seperti lupus bisa memengaruhi seluruh bagian tubuh.
Baca juga: Awas, Stres Bisa Picu Penyakit Kulit Kronis Psoriasis
Secara umum, gejala penyakit autoimun mirip dengan masalah kesehatan lainnya, antara lain:
Selain gejala di atas, ciri-ciri penyakit autoimun yang khas biasanya tergantung jenisnya. Diabetes tipe 1 jamak disertai gejala kerap haus, berat badan turun tanpa sebab jelas, dan badan gampang lemas.
Gejala penyakit autoimun di atas bisa kambuh dan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Graves’ Disease: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Melansir Verywell Health, sejumlah ilmuwan hingga kini belum mengetahui dengan pasti penyebab penyakit autoimun.
Namun, sebagian besar bukti ilmiah menunjukkan, faktor genetika berperan penting dalam menyebabkan penyakit autoimun.
Selain itu, penyakit autoimun juga bisa terjadi karena kombinasi faktor lingkungan dan gaya hidup tak sehat, sampai infeksi. Berikut penjelasannya:
Ilmuwan menyimpulkan penyakit autoimun bisa terjadi karena faktor genetik karena tiga alasan.
Yakni, penderita penyakit autoimun keluarganya ada yang mengidap penyakit sejenis, penyakit autoimun menyerang populasi atau etnis tertentu, serta penelitian genom menunjukkan mutasi genetik spesifik jamak dialami penderita penyakit autoimun.
Baca juga: Bagaimana Virus Bisa Menyebar dan Menularkan Penyakit?
Para ahli sudah berhasil membuat rumusan penyebab penyakit autoimun bisa terjadi karena faktor genetik.
Namun, hingga kini mereka belum mampu menyimpulkan hubungan sebab akibat peranan faktor lingkungan dalam memicu penyakit autoimun.
Tapi, bukti epidemiologis menunjukkan faktor lingkungan dan gaya hidup berkontribusi dalam menyebabkan penyakit autoimun
Di antaranya infeksi seperti virus Epstein-Barr, bahan kimia beracun seperti paparan asap rokok, serta faktor makanan misalkan karena konsumsi garam berlebihan.
Para peneliti sementara menyimpulkan, faktor lingkungan dan gaya hidup tak sehat bisa jadi penyebab penyakit autoimun karena mengganggu fungsi normal sistem kekebalan.
Seiring berjalannya waktu, tubuh yang kerap terpapar infeksi, bahan kimia beracun, atau garam berlebihan secara alami merespons dengan memproduksi antibodi pertahanan.
Baca juga: Bagaimana Vaksin Bisa Menangkal Penyakit?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.