Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos Seputar Vaksin yang Tak Perlu Kita Percaya

Kompas.com - 22/08/2021, 07:34 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Banyaknya berita hoaks yang beredar membuat sebagian orang takut untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Padahal, vaksin saat ini merupakan cara terbaik agar pandemi segera berakhir.

Meski beberapa orang mulai mempercayai manfaat vaksin, terkadang mitos-mitos yang beredar membuat mereka ragu untuk melakukan vaksinasi.

Apa saja mitos tersebut? Berikut informasinya:

1. Vaksin membuat kita terinfeksi virus Corona

Vaksin memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan penyakit tanpa sebenarnya tidak menyebabkan infeksi.

Misalnya, vaksin Moderna dan Pfizer mengandung untaian materi genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA.

Ketika mRNA memasuki sel tubuh, mRNA menginstruksikan sel untuk memicu potongan "lonjakan" protein yang ada pada virus Corona.

Potongan protein itu sebenarnya tidak membahayakan tubuh, tetapi dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk meningkatkan respons melawannya.

Respon tersebut biasanya memicu kelelahan, nyeri otot, sakit kepala atau demam.

Efek tersebut merupakan hal yang normal dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh merespon vaksin dengan baik.

2. Proses pembuatan vaksin terlalu cepat sehingga membahayakan

Vaksin pertama untuk Covid-19 memang melibatkan teknologi baru, dan dikembangkan dalam waktu singkat.

Namun, bukan berarti vaksin Covid-19 tidak efektif untuk melawan penyakit tersebut/

Meskipun jenis vaksin ini pertama kali digunakan secara luas dalam vaksin untuk publik, para peneliti sebenarnya telah mengerjakan strategi vaksin ini selama lebih dari tiga dekade.

Vaksin Covid-19 juga telah melewati uji klinis yang ketat. Karena banyak orang yang terinfeksi Covid-19, hanya butuh beberapa bulan untuk mengumpulkan data yang cukup untuk membuat evaluasi awal dalam uji konis.

Uji klinis tersebut juga telah melewati penelitian cermat dari beberapa ahli dan lembaga kesehatan independen.

3. Bahan utama vaksin sangat mencurigakan

Beberapa orang percaya bahwa vaksin mengandung microchip atau alat pelacak yang bisa memata-matai aktivitas kita.

Padahal,bahan utama vaksin adalah mRNA atau DNA untuk memicu lonjakan protein.

Kedua bahan vaksin tersebut juga mengandung lipid (lemak) yang membantu mengantarkan mRNA ke dalam sel dan beberapa bahan umum lainnya yang membantu menjaga pH dan stabilitas vaksin.

4. Vaksin bisa mengubah DNA

Tidak ada vaksin yang dapat mengubah DNA manusia. Vaksin bekerja dengan menginstruksikan sel untuk membuat sepotong protein lonjakan untuk memicu respons sistem kekebalan.

Bahan utama vaksin memang terbuat dari DNA, tetapi tidak dirancang untuk berintegrasi dengan DNA kita.Vaksin juga tidak bisa secara permanen mengubah genom kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com