KOMPAS.com - Sejak pandemi menyerang, banyak perusahaan mulai menerapkan sistem bekerja dari rumah, atau yang lebih dikenal dengan istilah work from home (WFH).
WFH dianggap sebagai salah satu cara penting untuk membantu mengendalikan penyebaran virus Corona.
Sebab, lingkungan perkantoran juga menjadi cluster Covid-19 terbanyak.
Sayangnya, sistem WFH ini ibarat buah simalakama karena juga bisa memicu risiko kesehatan lain.
Baca juga: Mengenal RSV, Virus Menular yang Sering Menyerang Anak
Berikut risiko kesehatan yang muncul akibat WFH:
Nyeri muskuloskeletal akibat pengaturan meja kerja yang tidak tepat, kursi yang tidak mendukung, atau terlalu lama duduk adalah masalah umum yang terjadi selama WFH.
Untuk mengatasi hal tersebut,kitabisa menempatkan laptop atau komputer yang digunakan untuk bekerja dengan jarak sejauh lengan dan menjaga posisi pinggul dan lutut agar 90 derajat dengan meja kerja.
Cara ini juga dianggap efektif agar Anda bisa menghindari kebiasaan duduk terlalu lama.
Setelah berjam-jam di depan komputer, Anda mungkin merasa penglihatan Anda sedikit kabur atau bahkan sedikit sakit kepala.
Dokter spesialis mata Danielle Richardson mengatakan bahwa terlalu lama menatap komputer adalah penyebab utama ketegangan mata.
Kondisi ini sangat sering dialami oleh para pekerja yang menerapkan sistem WFH.
"Ada otot-otot mata yang berkontraksi saat kita melihat dari dekat, dan saat kita melihat jauh, otot-otot itu rileks," kata Richardson.
Karena itu, Richardson merekomendasikan untuk menyesuaikan sudut layar komputer menjadi 15 hingga 20 derajat di bawah ketinggian mata horizontal.
Selain itu, cahaya biru yang dipancarkan dari layar komputer juga dapat mengganggu penglihatan.
"Cahaya biru fokus di depan retina, sehingga mata harus bekerja lebih keras untuk fokus pada layar dengan panjang gelombang itu," kata Richardson.