KOMPAS.com - Anemia adalah suatu keadaan ketika terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat atau jumlah hemoglobin yang beredar di dalam tubuh.
Anemia dapat menyerang siapa saja, tetapi sangat umum terjadi selama kehamilan, ketika tubuh membutuhkan lebih banyak sel darah dan hemoglobin.
Tubuh perlu membuat lebih banyak darah selama kehamilan sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi dan vitamin untuk menghasilkan protein dalam sel darah merah yang disebut hemoglobin.
Protein ini mengangkut oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh.
Banyak orang hamil kekurangan jumlah zat besi yang diperlukan selama trimester kedua dan ketiga.
Akibatnya, anemia ringan umum selama masa kehamilan.
Jika anemia parah selama kehamilan, bayi yang sedang berkembang mungkin berisiko anemia saat lahir.
Baca juga: Gejala Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
Orang dengan anemia juga memiliki risiko lebih tinggi melahirkan prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah.
Memiliki anemia juga meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan, yang dapat membuat lebih sulit untuk melawan infeksi.
Namun, orang biasanya dapat mengobati kondisi tersebut dengan makan lebih banyak makanan kaya zat besi dan mengonsumsi suplemen zat besi.
Melansir dari Medical News Today, ada beberapa jenis anemia yang sering terjadi saat kehamilan, berikut ini penjelasan lengkapnya.
Anemia pernisiosa adalah bentuk anemia yang terkait dengan defisiensi vitamin B12.
Sekitar 15–25 persen orang dewas yang kekurangan vitamin B12 memiliki anemia pernisiosa.
Kondisi ini merupakan penyakit autoimun ireversibel yang mempengaruhi selaput lendir lambung, yang disebut mukosa lambung.
Kondisi ini dapat menyebabkan atrofi lambung, penghancuran sel-sel di lapisan pelindung lambung.