Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jenis Anemia yang Sering Dialami Ibu Hamil

Kompas.com - 18/12/2021, 08:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com Anemia adalah suatu keadaan ketika terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat atau jumlah hemoglobin yang beredar di dalam tubuh.

Anemia dapat menyerang siapa saja, tetapi sangat umum terjadi selama kehamilan, ketika tubuh membutuhkan lebih banyak sel darah dan hemoglobin.

Tubuh perlu membuat lebih banyak darah selama kehamilan sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi dan vitamin untuk menghasilkan protein dalam sel darah merah yang disebut hemoglobin.

Protein ini mengangkut oksigen ke sel-sel lain dalam tubuh.

Banyak orang hamil kekurangan jumlah zat besi yang diperlukan selama trimester kedua dan ketiga.

Akibatnya, anemia ringan umum selama masa kehamilan.

Jika anemia parah selama kehamilan, bayi yang sedang berkembang mungkin berisiko anemia saat lahir.

Baca juga: Gejala Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronis

 

Orang dengan anemia juga memiliki risiko lebih tinggi melahirkan prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

Memiliki anemia juga meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan, yang dapat membuat lebih sulit untuk melawan infeksi.

Namun, orang biasanya dapat mengobati kondisi tersebut dengan makan lebih banyak makanan kaya zat besi dan mengonsumsi suplemen zat besi.

Melansir dari Medical News Today, ada beberapa jenis anemia yang sering terjadi saat kehamilan, berikut ini penjelasan lengkapnya.

Anemia pernisiosa

Anemia pernisiosa adalah bentuk anemia yang terkait dengan defisiensi vitamin B12.

Sekitar 15–25 persen orang dewas yang kekurangan vitamin B12 memiliki anemia pernisiosa.

Kondisi ini merupakan penyakit autoimun ireversibel yang mempengaruhi selaput lendir lambung, yang disebut mukosa lambung.

Kondisi ini dapat menyebabkan atrofi lambung, penghancuran sel-sel di lapisan pelindung lambung.

Anemia pernisiosa juga dapat mencegah penyerapan vitamin B12, bahkan jika seseorang mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang cukup.

Ini adalah penyebab paling umum dari kekurangan vitamin B12 di seluruh dunia.

Baca juga: 9 Gejala Anemia pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai

Anemia defisiensi folat

Selama kehamilan, orang membutuhkan jumlah folat yang lebih tinggi, yang merupakan vitamin B yang larut dalam air, karena folat diperlukan untuk perkembangan janin.

Kekurangan folat dapat memengaruhi pertumbuhan normal dan pembelahan sel pada plasenta dan janin yang dapat menyebabkan kelainan kelahiran.

Jika seseorang tidak memiliki cukup folat sebelum dan selama kehamilan, bayinya mungkin bisa memiliki masalah parah dengan otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut cacat tabung saraf.

Konsisi yang berisiko termasuk spina bifida - yang menyebabkan kelainan pada saraf, tulang belakang, atau keduanya - dan anencephaly, yang merupakan kondisi fatal ketika janin kehilangan bagian tengkorak dan otak.

Riset juga menunjukkan adanya hubungan antara defisiensi folat dan berat badan lahir rendah, serta kelahiran prematur.

Cacat tabung saraf terjadi pada beberapa minggu pertama kehamilan, biasanya sebelum seseorang mengetahui bahwa mereka hamil.

Karena ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan agar orang mendapatkan 400 mikrogram asam folat setiap hari, selain mengonsumsi makanan dengan folat dari makanan yang bervariasi.

Baca juga: Mengenal Gejala Anemia saat Hamil

Anemia defisiensi besi

Kebutuhan zat besi seseorang meningkat secara signifikan selama kehamilan karena zat besi penting untuk:

  • memenuhi peningkatan kebutuhan janin dan plasenta
  • mengikuti produksi sel darah merah yang lebih tinggi
  • mengompensasi kehilangan zat besi selama persalinan

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum di antara orang hamil.

Peneliti memperkirakan bahwa lebih dari 40 persen orang di dunia mengalami anemia selama kehamilan.

Jika seseorang tidak menerima pengobatan, anemia defisiensi besi dapat memiliki efek yang signifikan pada kesehatan ibu dan janin.

Penelitian di atas juga menyoroti hubungan antara anemia defisiensi besi dan berikut ini:

  • berat badan lahir rendah
  • lahir prematur
  • preeklamsia
  • perdarahan pascapersalinan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau