KOMPAS.com - Ketika kita merasa cemas, tubuh kita merespons dengan cara fisik.
Terkdang, kita bisa mengalami sakit perut, tangan gemetar dan berkeringan.
Namun, hal yang sering terjadi saat cemas adalah jantung yang berdegup kencang, dalam dunia medis dikenal dengan istilah palpitasi.
Ahli elektrofisiologi jantung John Bibawy, palpitasi adalah sensai jantung berdenyut kencang yang disertai dengan sesak napas, sakit kepala, atau pingsan.
Baca juga: 8 Penyebab Telinga Sakit, Bisa dari Infeksi sampai Masalah pada Gigi
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Perasaan cemas melibatkan respons "fight or flight". Fight-or-flight memicu serangkaian peristiwa di tubuh, termasuk pelepasan hormon tertentu.
Para ahli percaya bahwa respons ini sangat membantu dalam peradaban kuno ketika manusia harus berjuang atau lari dari ancaman untuk bertahan hidup.
Di zaman modern ini, respon fight or flight muncul ketika kita menghadapi hal-hal yang membuat stres seperti melakukan presentasi atau wawancara kerja.
"Respons fight-or-flight mempercepat detak jantung Anda, sehingga tubuh Anda mendapat lebih banyak aliran darah,” ucap Bibawy.
Aliran darah yang meningkat memberi kita ledakan energi untuk melawan atau lari dari bahaya.
Hal inilah yang membuat palpitasi atau sensasi jantung berdetak kencang saat takut, gugup, atau cemas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.