Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2022, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Saat mendapati orang terdekat mengidap epilepsi, salah satu kekhawatiran terbesar adalah, apakah penyakit ini bisa disembuhkan?

Perlu diketahui, epilepsi atau dikenal awam sebagai ayan adalah penyakit gangguan pada sistem saraf otak.

Gejala kejang terkait epilepsi biasanya mulai muncul sejak bayi atau pada masa kanak-kanak. Untuk menjawab pertanyaan di atas, simak penjelasan berikut.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Kejang Epilepsi dan Pertolongan Pertamanya

Apakah epilepsi bisa disembuhkan?

Bisa tidaknya epilepsi disembuhkan tergantung jenis dan akar penyebab penyakit. Namun, penyakit tidak menular ini bisa dikontrol agar tidak mudah kumat dengan obat.

Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Fajar Maskuri, M.Sc., Sp.S. mengatakan, epilepsi sebenarnya bisa disembuhkan asalkan penderita diberikan penanganan medis yang tepat dan cepat.

“Semakin sering kejang, maka sel-sel di otak akan banyak yang rusak. Jika tidak segera diobati, maka akan terjadi kerusakan otak lebih berat,” jelas Fajar, seperti dilansir laman resmi UGM.

Hal senada juga disampaikan dokter spesialis saraf RS Sardjito dr. Atitya Fitri Khairani, M.Sc., Sp.S (K).

Menurutnya, setiap penderita epilepsi perlu minum obat secara rutin dalam jangka panjang untuk mengontrol gangguan kelistrikan di otak.

Baca juga: Kenali Apa itu Epilepsi, Gejala, dan Penyebabnya

“Saat serangan epilepsi, ada kejadian muatan listrik berlebihan di otak. Meski penyakit ini tidak menular, namun membutuhkan pengobatan intensif dan waktu pengobatan yang panjang,” ungkap dia.

Sementara itu, dr. Pandu Caesaria Lestari, Sp.A dari RSAB Harapan Kita menyebutkan, ada beberapa epilepsi yang sulit disembuhkan. Jenis epilepsi ini biasanya disebabkan mutasi gen tertentu.

“Akibat mutasi dari suatu gen tertentu, sehingga epilepsi yang dialami penderita jadi sulit untuk disembuhkan,” jelas dia, seperti dilansir laman resmi RSAB Harapan Kita.

Baca juga: Epilepsi Fotosensitif: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi

Cara mengobati epilepsi

Cara mengobati epilepsi bisa dengan memberikan obat-obatan yang tepat, mengawasi aktivitas untuk mencegah cedera, dan berkonsultasi ke dokter untuk meminimalkan dampak penyakit. Berikut penjelasannya:

  • Pemberian obat anti-epilepsi

Penderita epilepsi perlu minum obat anti-epilepsi selama dua tahun. Pemberian obat ini harus dipastikan sesuai jamnya, agar obat bisa optimal bekerja.

Setelah dua tahun rutin minum obat dengan jadwal konsisten, kondisi penderita akan dievaluasi.

Apabila sudah tidak ada gangguan sistem saraf otak, dosis obat akan diturunkan secara bertahap.

Pemberian obat anti-epilepsi bertujuan untuk mencegah penyakit kambuh, atau menurunkan risiko epilepsi kumat secara signifikan.

Baca juga: 20 Penyebab Kejang dan Pertolongan Pertama untuk Penderita

Selain pemberian obat, orang terdekat juga perlu segera memberikan pertolongan pertama ketika mendapati seseorang mengalami kejang epilepsi.

Yakni, miringkan posisi tubuh agar aliran napas lebih lancar. Lalu, longgarkan pakaian yang terlalu ketat, berikan alas kepala, dan berikan obat selang tiga menit setelah penderita mengalami kejang epilepsi.

Apabila dalam rentang waktu lima menit kondisi kejang epilepsi tidak membaik, pemberian obat bisa diulang sebanyak dua kali sembari bersiap-siap membawa penderita ke rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau