KOMPAS.com - Kejang adalah kondisi saat tubuh mengalami goncangan cepat dan berulang kali secara tak terkendali.
Melansir Johns Hopkins Medicine, kejang dapat terjadi saat ada ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak.
Hal itu bisa menyebabkan otot berkontraksi serta rileks berulang kali sampai memicu perubahan fisik.
Baca juga: Epilepsi Fotosensitif: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Serangan kejang yang terjadi bisa berbeda-beda pada setiap penderita. Terkadang kejang bisa membuat tubuh penderitanya kaku, berkedut, lemas, sampai hilang kesadaran.
Hal itu dipengaruhi penyebab kejang dan bagian otak yang terlibat serangan. Dilansir dari MedlinePlus, gejala kejang bisa berupa:
Gejala kejang dapat berhenti setelah beberapa menit, terkadang serangan bisa datang lagi setelah beberapa menit.
Baca juga: Terlihat Sepele, Kebanyakan Main Game Bisa Bikin Anak Pingsan
Terkadang, penyebab kejang tidak diketahui secara pasti. Kondisi ini disebut kejang idiopatik.
Kejang biasanya terjadi pada anak-anak saat demam, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia mengalami kejang.
Serangan kejang yang berulang bisa jadi tanda epilepsi. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang sering kejang atau punya gangguan epilepsi.
Baca juga: 7 Pertolongan Pertama Luka Bakar Saat Kena Air Panas
Baca juga: 7 Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.