KOMPAS.com - Saat kita mengalami trauma, semua hal yang mengingatkan kita pada hal buruk tersebut akan selalu menghantui.
Pada akhirnya, trauma tersebut akan membuat kita sulit beraktivitas.
Trauma terkadang bisa terjadi bukan hanya karena peristiwa besar. Hal kecil pun bisa meninggalkan bekas luka yang mendalam.
Ketika Anda mengalami trauma, mungkin sulit untuk menentukan apa yang Anda rasakan.
Hal tersebut juga membuat tubuh dan otak sulit memahami semuanya. Akibatnya, otot-otot Anda tegang dan otak Anda mungkin mengalami kelelahan karena Anda terus-menerus berusaha melindungi diri sendiri.
Trauma kadang terjadi tanpa kita sadari. Kemudian, pada titik tertentu, Anda menyadari bahwa Anda merasa tidak baik-baik saja tanpa tahu penyebabnya.
Saat Anda mengalami trauma, jalur yang terhubung di otak Anda bisa terputus.
Jadi, ketika orang pergi ke terapis dan mereka mencoba membicarakan apa yang terjadi, mereka benar-benar tidak dapat menemukan penyebabnya. Hal itu bagian dari respons trauma.
Baca juga: 6 Gejala Takikardia, Tak Hanya Detak Jantung Cepat
Untuk sembuh dari trauma psikologis dan emosional, Anda harus menyelesaikan perasaan dan ingatan tidak menyenangkan yang telah lama Anda hindari.
Dengan kata lain, Anda harus melepaskan energi dari respon stres yang terpendam, belajar mengatur emosi dan membangun kembali kemampuan Anda untuk mempercayai orang lain,
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.