Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Mencukupi Kebutuhan Dokter

Kompas.com - 28/10/2022, 13:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Untuk meningkatkan jumlah dokter, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan meluncurkan Program Bantuan Pendidikan dengan menyediakan 600 kuota beasiswa untuk dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan dokter subspesialis.

Penerima beasiswa ini adalah dokter berstatus aparatur sipil negara (ASN) maupun non-ASN yang bertugas di daerah-daerah yang masih kekurangan dokter spesialis.

Selain itu, Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian Keuangan juga menyediakan 700 kuota beasiswa serupa (Tatang Mulya SInaga, 2022).

Upaya bersama

Pemenuhan kebutuhan dokter akan lebih cepat tercapai jika masyarakat secara perorangan maupun kelompok ikut serta memberikan kontribusi.

Banyak lulusan SMA yang mengurungkan niatnya untuk masuk fakultas kedokteran karena masalah ketiadaan biaya.

Pemberian beasiswa disertai perjanjian untuk bekerja di daerah tertentu adalah solusi personal bagi calon mahasiswa yang kurang mampu sekaligus mengatasi masalah negara.

Bagi seorang miliarder, memberi beasiswa kepada 10 mahasiswa kedokteran masing-masing sebesar biaya kuliah yang sekitar Rp 500 juta - Rp 800 juta tentulah tidak mengurangi kekayaannya.

Jika ada 100 orang miliarder yang bersedia, akan ada tambahan 1.000 dokter di daerah-daerah yang kekurangan dokter.

Jika dilakukan secara berulang dan oleh banyak miliarder lain, maka kebutuhan dokter di daerah-daerah akan segera terpenuhi, tanpa menunggu waktu 13 tahun.

Selain dari miliarder dermawan, masyarakat umum juga dapat memberikan beasiswa kepada mahasiswa kedokteran.

Organisasi sosial, perusahaan, lembaga keagamaan, dan lain-lain dapat mendukung program beasiswa untuk mahasiswa kedokteran umum maupun spesialis yang dilaksanakan pemerintah.

Dukungan masyarakat tadi tentu memerlukan koordinasi yang baik, antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, pemerintah daerah, rumah sakit pendidikan, dan lain-lain. Untuk itu perlu ada cetak biru peningkatan jumlah dokter secara rinci.

Perlu juga diperhatikan keseimbangan antara kebutuhan dan permintaan, agar tidak terjadi over supply yang dapat menurunkan penghasilan dokter.

Dokter adalah salah satu modal utama pembangunan manusia yang sehat dan produktif. Kekurangan dokter secara kuantitas dan kualitas menjadi kendala kemajuan peradaban bangsa. Mari kita upayakan pemenuhannya. Bersama kita bisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com