Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya SADARI dan SADANIS untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

Kompas.com - 02/11/2022, 10:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Kanker payudara atau carcinoma mammae merupakan penyakit mematikan yang kerap membuat banyak orang, terutama wanita merasa khawatir.

Hingga saat ini, kanker payudara memang menjadi kanker dengan jumlah kasus tertinggi dan penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI), pada 2020 sebanyak 65.858 wanita Indonesia didiagnosis kanker payudara.

Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Dihindari

Kebanyakan wanita tidak tahu bahwa dirinya mengidap kanker payudara sehingga saat berada di faskes sudah dalam stadium lanjut.

Sebagai deteksi dini dan pencegahan kondisi kronis kanker payudara, pemerintah Indonesia melalui Kemenkes mengajak agar kita memahami pentingnya SADARI dan SADANIS.

SADARI

SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus. SADARI dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri.

Jika selama pemeriksaan menemukan benjolan atau perubahan pada payudara bisa diketahui sejak dini. Karenanya SADARI penting dilakukan selama 7-10 hari setiap bulannya setelah menstruasi

Berikut langkah-langkah melakukan SADARI yang bisa Anda lakukan:

  1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
  2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
  3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
  4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
  5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
  6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.

Baca juga: Mengapa Merokok Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara Pada Wanita?

 

SADANIS

Berbeda dari SADARI yang dapat dilakukan secara mandiri, SADANIS merupakan emeriksaan payudara klinis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan, ataupun petugas kesehatan lain yang terlatih.

SADANIS dimulai dari inspeksi payudara hingga palpasi di seluruh area payudara.

Pemeriksaan kanker payudara dapat meliputi:

  1. mammografi
  2. USG payudara
  3. MRI
  4. PET Scan
  5. biopsi

Gejala kanker payudara selain benjolan

Umumnya, seseorang mengenali kondisi kanker payudara ketika menemukan benjolan di payudara mereka saat melakukan SADARI

Tetapi, tidak semua penderita kanker payudara menemukan benjolan, ada beberapa tanda lain yang dapat Anda waspadai yaitu:

  1. Perubahan tekstur kulit: bersisik di sekitar puting dan aerola, kulit seperti terbakar matahari dan sangat kering, penebalan kulit di berbagai area payudara
  2. Keluarnya cairan dari puting: dari putih susu, kuning, hijau, hingga merah (mengandung darah).
  3. Lesung pipit di payudara: sel kanker menyebabkan penumpukan cairan getah bening di payudara yang menyebabkan pembengkakan serta lesung pada kulit.
  4. Benjolan di kelenjar getah bening (di area ketiak): benjolan kecil, keras, bengkak, dan mungkin terasa lembut saat disentuh.
  5. Nyeri di payudara atau puting susu.
  6. Puting masuk ke dalam atau disebut inverted nipple.
  7. Pembengkakan payudara: disertai kulit yang mengencang.

Baca juga: Benarkah Ada Risiko Leukemia Setelah Pengobatan Kanker Payudara?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau