Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 02/11/2022, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Kanker payudara atau carcinoma mammae merupakan penyakit mematikan yang kerap membuat banyak orang, terutama wanita merasa khawatir.

Hingga saat ini, kanker payudara memang menjadi kanker dengan jumlah kasus tertinggi dan penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI), pada 2020 sebanyak 65.858 wanita Indonesia didiagnosis kanker payudara.

Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Dihindari

Kebanyakan wanita tidak tahu bahwa dirinya mengidap kanker payudara sehingga saat berada di faskes sudah dalam stadium lanjut.

Sebagai deteksi dini dan pencegahan kondisi kronis kanker payudara, pemerintah Indonesia melalui Kemenkes mengajak agar kita memahami pentingnya SADARI dan SADANIS.

SADARI

SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga tidak memerlukan alat-alat khusus. SADARI dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri.

Jika selama pemeriksaan menemukan benjolan atau perubahan pada payudara bisa diketahui sejak dini. Karenanya SADARI penting dilakukan selama 7-10 hari setiap bulannya setelah menstruasi

Berikut langkah-langkah melakukan SADARI yang bisa Anda lakukan:

  1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
  2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
  3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
  4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
  5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
  6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.

Baca juga: Mengapa Merokok Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara Pada Wanita?

 

SADANIS

Berbeda dari SADARI yang dapat dilakukan secara mandiri, SADANIS merupakan emeriksaan payudara klinis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan, ataupun petugas kesehatan lain yang terlatih.

SADANIS dimulai dari inspeksi payudara hingga palpasi di seluruh area payudara.

Pemeriksaan kanker payudara dapat meliputi:

  1. mammografi
  2. USG payudara
  3. MRI
  4. PET Scan
  5. biopsi

Gejala kanker payudara selain benjolan

Umumnya, seseorang mengenali kondisi kanker payudara ketika menemukan benjolan di payudara mereka saat melakukan SADARI

Tetapi, tidak semua penderita kanker payudara menemukan benjolan, ada beberapa tanda lain yang dapat Anda waspadai yaitu:

  1. Perubahan tekstur kulit: bersisik di sekitar puting dan aerola, kulit seperti terbakar matahari dan sangat kering, penebalan kulit di berbagai area payudara
  2. Keluarnya cairan dari puting: dari putih susu, kuning, hijau, hingga merah (mengandung darah).
  3. Lesung pipit di payudara: sel kanker menyebabkan penumpukan cairan getah bening di payudara yang menyebabkan pembengkakan serta lesung pada kulit.
  4. Benjolan di kelenjar getah bening (di area ketiak): benjolan kecil, keras, bengkak, dan mungkin terasa lembut saat disentuh.
  5. Nyeri di payudara atau puting susu.
  6. Puting masuk ke dalam atau disebut inverted nipple.
  7. Pembengkakan payudara: disertai kulit yang mengencang.

Baca juga: Benarkah Ada Risiko Leukemia Setelah Pengobatan Kanker Payudara?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+