Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Urine Normal Anak dan Cara Menghitungnya

Kompas.com - 01/11/2022, 21:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Para orangtua perlu mengetahui jumlah urine anak normal atau tidak untuk mengetahui kondisi kesehatan buah hatinya.

Perlu diketahui, ciri-ciri urine normal bisa diketahui lewat jumlah, warna, dan frekuensi pengeluarannya setiap hari.

Dilansir dari Healthline, penyebab jumlah urine menurun bisa berasal dari kekurangan cairan, infeksi, cedera, sampai penyumbatan saluran kencing.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Urine Normal Anak menurut IDAI

Urine anak juga bisa berkurang jumlahnya karena penyakit gagal ginjal akut atau masalah kesehatan lainnya. 

Untuk itu, ada baiknya orangtua mengenali jumlah urine normal anak dan cara menghitungnya berikut ini.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Urine Normal dari Kandungan, Warna, dan Jumlahnya

Jumlah urine normal anak

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, jumlah urine normal pada anak bisa berbeda-beda, tergantung usianya. Berikut penjabarannya:

  • Bayi umur 1-2 hari: 16-60 ml per hari
  • Bayi umur 4-12 hari: 100-300 ml per hari
  • Bayi umur setengah bulan sampai sebulan: 250-450 ml per hari
  • Anak umur 1 tahun: 500 ml per hari
  • Anak umur 3 tahun sebanyak 600 ml per hari
  • Anak umur 5 tahun sebanyak 700 ml per hari
  • Anak umur 7-8 tahun sebanyak 1.000 ml per hari
  • Anak umur 15 tahun sebanyak 1.500 ml per hari

Untuk mengetahui jumlah urine normal anak di atas, orangtua bisa menghitung atau mengukurnya.

Baca juga: Kenali Pemeriksaan Protein Urine untuk Melihat Fungsi Ginjal

Cara menghitung jumlah urine normal anak

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menakar jumlah urine anak normal atau tidak. Yakni:

  • Mengukur secara manual

Cara mengukur jumlah urine anak bisa menggunakan gelas ukur atau wadah ukur. Tampung urine anak lalu ukur dengan takaran yang tersedia di rumah.

  • Mengukur dengan rumus

Jumlah urine anak normal atau tidak bisa dihitung dengan rumus= jumlah urine (dalam satuan ml) dibagi berat badan anak (dalam satuan kilogram) lalu hasilnya dibagi dengan lamanya waktu pengukuran urine (dalam satuan jam).

Sebagai contoh, anak usia 10 tahun memiliki berat badan 30 kilogram, jumlah urine yang dikeluarkan sejak pukul 6 pagi sampai 12 siang sebanyak 500 ml.

Maka, hasil pengukuran jumlah urine anak adalah 500 ml : 30 kg : 6 = 2,7 ml/kg/jam. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan jumlah urine normal.

Baca juga: 21 Penyebab Protein Urine Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Untuk anak yang masih menggunakan popok, orangtua juga bisa menghitung banyaknya jumlah urine yang dikeluarkan anak. Gunakan timbangan digital atau timbangan manual yang bisa mengukur akurat dalam satuan gram.

Cara mengukurnya hampir sama. Rumusnya= Berat popok kotor dikurangi berat popok bersih (dalam satuan gram), lalu bagi dengan berat badan anak (dalam satuan kg), dibagi durasi pengkuran (dalam satuan jam).

Perlu dicatat, menurut IDAI, berat dalam satuan gram nantinya akan disetarakan menjadi ml, 1 gram setara dengan 1 ml.

Sebagai contoh, bayi berumur 12 bulan memiliki berat badan 10 kg, berat popok bersih 20 gram dan berat popok kotor 80 gram, popok tersebut digunakan selama 3 jam.

Maka, pengukuran jumlah urine anak adalah (80 gram atau ml-20 gram atau ml) : 10 kg : 3 jam = 2 ml/kg/jam. Artinya, jumlah urine normal.

Para orangtua bisa menggunakan acuan jumlah urine normal anak dan cara menghitungnya dari IDAI di atas.

Baca juga: 8 Gejala Gagal Ginjal pada Anak yang Pantang Disepelekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau