KOMPAS.com - Saat si kecil mulai mencicipi makanan padat, ia akan belajar membedakan rasa dan tekstur dari berbaagai makanan. Di sinilah perjuangan orang tua dimulai.
Kebanyakan orangtua berharap anaknya bisa makan sesuai porsi dan menu yang mereka siapkan. Namun, tidak semua makanan yang disiapkan ibu atau ayah bisa dihabiskan oleh si kecil.
Hal ini lantas membuat orangtua frustrasi dan menekan anaknya untuk makan.
Baca juga: Anak Terkena Penyakit Jantung Rematik, Makanan Apa yang Perlu Dihindari?
Pemaksaan tersebut dapat berupa ancaman, kemarahan, memberikan distraksi berupa hp atau tayangan televisi agar mudah menyuapkan makanan ke mulut si kecil.
Memaksa anak makan mungkin membuat ayah dan ibu merasa lega karena sudah memberi asupan untuk menunjang aktivitas si kecil. Namun, tahukah Anda bahwa tindakan ini dapat memberi dampak negatif bagi anak-anak?
Dilansir dari Baby Destination, berikut tujuh efek buruk memaksa balita makan yang perlu diketahui para orangtua:
Ayah atau ibu yang terus menerus marah dan menyuapkan makanan secara paksa akan membuat si kecil kehilangan napsu makan.
Memaksa anak untuk menelan menu yang disediakan orangtua lama kelamaan membuat mereka memiliki hasrat untuk memuntahkan seluruh makanannya.
Lama kelamaan si kecil akan membenci rutinitas makan jika ayah atau ibu terus memberi paksaan.
Baca juga: Peningkatan Kasus Diabetes Anak Terkait Tingginya Konsumsi Gula
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dicekok paksa pada akhirnya mengalami trauma terhadap makanan.
Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual atau sakit perut setelah si kecil menelan makanan.
Trauma dapat berlanjut hingga dewasa dan si kecil berisiko mengalami eating disorder atau gangguan makan, obesitas, anoreksia, hingga bulimia, jika kondisi ini tidak tertangani.
Sudah menjadi sifat manusia untuk menghindari apa pun yang menyebabkan stres atau ketidaknyamanan.
Memaksa anak makan bisa membuat anak merasa stres, tegang, dan ketakutan. Hal tersebut lambat laun membuat anak-anak menghindar dari momen makan.
Anak yang dipaksa makan mungkin tidak pernah diajarkan kapan harus berhenti atau kehilangan respons terhadap perasaan kenyang.