Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Noerolandra Dwi S
Surveior FKTP Kemenkes

Menyelesaikan pascasarjana FKM Unair program studi magister manajemen pelayanan kesehatan. Pernah menjadi ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban bidang pengendalian dan pencegahan penyakit. Sekarang menjadi dosen di Stikes NU di Tuban, dan menjalani peran sebagai surveior FKTP Kemenkes

Penyakit TBC Masih Jadi Ancaman

Kompas.com - 02/05/2023, 17:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemenkes RI menyatakan, dampak kerugian ekonomi akibat penyakit TB dan TB MDR sekitar Rp 136, 7 miliar per tahun. Penderita TBC dan TBC MDR akan kehilangan pendapatan sebesar 38 persen dan 70 persen.

Baca juga: 3 Penyebab TBC Masih Jadi Momok di Indonesia

Kondisi demikian sangat mengkhawatirkan karena transmisi penyakit terus terjadi di masyarakat. SDM produktif untuk Indonesia maju yang menjadi tujuan pembangunan bisa terganggu.

Beban terbesar dari kerugian TBC adalah kehilangan waktu produktif karena pengobatan, kecacatan, dan kematian dini. Pengobatan yang tidak standar dan tidak teratur mengakitbatkan terjadinya resistensi obat (MDR). Sedangkan kasus HIV yang terus meningkat mengakibatkan penyakit TBC mudah menular.

Global Report TB 2021 menyebut Indonesia menduduki peringkat 3 insiden TBC dunia, peringkat 7 insiden MDR-TB, dan peringkat 7 untuk beban TBC-HIV. Pemerintah telah berbuat tetapi belum maksimal dalam pemberantasan TBC.

Sebanyak 360 rumah sakit rujukan TBC, 2304 puskesmas satelit, 9997 puskesmas, 2671 rumah sakit pemerintah dan swasta, serta 11.220 dokter praktek mandiri dan klinik swasta adalah fasilitas dalam pemberantasan TBC. Tersedia juga 7.326 laboratorium rujukan mikroskopis, 936 laboratorium tes cepat molekuler, 21 laboratorium biakan TBC, dan 11 laboratorium uji kepekaan TBC.

TBC masih mengancam di Indonesia melebihi penyakit menular lain. Penyediaan fasilitas tanpa dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat, keluarga, dan penderita membuat pemberantasan TBC tidak akan berhasil.

Insiden dan kematian karena TBC masih akan menjadi ancaman nyata. Diperlukan kepemimpinan, strategi, monitoring, evaluasi, dan pemberdayaan agar TBC dapat ditanggulangi dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau