Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posyandu Masih Jadi Rujukan Informasi Kesehatan Ibu dan Anak

Kompas.com - 02/05/2023, 11:28 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pos pelayanan terpadu (Posyandu) masih menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Selain pemantauan tumbuh kembang balita, informasi dari penyuluhan kader posyandu juga dijadikan rujukan utama para ibu.

Hal itu terungkap dari survei yang diadakan oleh Health Collaborative Center (HCC) tahun 2023 yang melibatkan 2.155 responden di 30 porvinsi di Indonesia. Mayoritas responden adalah ibu muda dengan tingkat pendidikan rata-rata SMA. Survei ini dibuat untuk memeringati Hari Posyandu Nasional yang jatuh setiap tanggal 29 April.

Peneliti utama dan Ketua HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK mengatakan, tingkat kepercayaan para ibu terhadap layanan posyandu sangat signifikan.

"Mayoritas responden sangat percaya bahwa posyandu adalah pos layanan kesehatan yang dapat menjawab kebutuhan bayi dan anak, kesehatan ibu hamil dan menyusui, serta menjadi sumber informasi terpercaya dalam pemantauan tumbuh kembang anak," katanya.

Baca juga: Waspada Anak Stunting, Ibu-ibu Jangan Sepelekan Layanan Posyandu...

Beberapa indikator seperti kepercayaan ibu bahwa posyandu bisa membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi juga sangat sigifikan dengan persentase kumulatif hingga 70 persen.

Begitu pula dengan aspek kader posyandu. Sebanyak 70 persen responden menyatakan kader posyandu bisa memberi informasi tumbuh kembang bayi serta kesehatan ibu hamil yang baik dan terpercaya, meskipun responden tetap berkonsultasi dengan bidan dan dokter.

Kendati demikian, mayoritas responden berharap ada pelayanan teknologi di posyandu, misalnya dalam pencatatan tumbuh kembang atau keluhan selama hamil yang bisa tersimpan secara digital.

Selain pemanfaat digital, Ray menyebutkan bahwa aspek pelayanan posyandu juga perlu diperluas mencaput isu kesehatan mental dan juga skrining kesehatan mata terutama pada anak.

"Apalagi beberapa survei terbaru menunjukkan angka gangguan penglihatan terutama rabun jauh pada anak usia sekolah sangat tinggi," katanya.

Baca juga: Tekan Angka Stunting, Jatim Usulkan Pengadaan Alat Ukur Bayi dan USG untuk Posyandu

Tim peneliti HCC, Yoli Faradika menambahkan, pemantapan pengetahuan kader posyandu menjadi sangat penting saat ini, terutama dalam pemantauan kesehatan pada 1.000 hari pertama kehidupan.

"Pelatihan kader posyandu dengan modul spesifik sesuai kompetensi 1000 hari pertama kehidupan juga harus dilengkapi dengan modul komunikasi Kesehatan efektif,"imbuhnya.

Bila posyandu difungsikan secara maksimal, hasilnya bisa sangat signifikan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi angka stunting, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Saat ini posyandu dibentuk di setiap kelurahan atau desa. Para kader posyandu sendiri mendapat binaan dari Puskemas agar memiliki keterampilan melayani masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com