KOMPAS.com - Rokok mengalami perkembangan dengan munculnya rokok elektrik dengan beragam modifikasi yang digemari remaja atau generasi muda.
Namun, apakah rokok elektrik ini lebih aman untuk kesehatan dari pada rokok konvensional?
Dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A sebagai Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa rokok elektrik memang lebih sedikit mengandung bahan kimia dibandingkan rokok konvensional.
Baca juga: Kenali Apa Itu Nikotin dan Efek Sampingnya
Rokok konvensional mengandung campuran 7.000 bahan kimia berbahaya dan di antaranya bersifat karsinogenik (pemicu kanker).
Salah satu perbedaan rokok elektrik dan konvensional adalah rokok elektrik menghasilkan aerosol yang dihasilkan dari memanaskan cairan.
"Aerosol mengandung zat-zat yang berbahaya juga, apabila digunakan dalam jangka waktu lama," kata Dr. Dimas dalam acara "Dampak Merokok Pasif pada Kesehatan Anak" pada Sabtu (27/5/2023).
Aerosol rokok elektrik mengandung zat berbahaya, termasuk nikotin, logam berat (seperti timbal), senyawa organik, dan zat-zat penyebab kanker.
Baca juga: Kandungan Rokok yang Membuatnya Berbahaya untuk Kesehatan
Pada Agustus-Oktober 2019 di Amerika, terdapat penemuan kasus Evali (e-cigarette or vaping product use associated lung injury) yang menyebabkan kerusakan paru-paru yang tidak bisa dipulihkan.
"Dari CT scan didapatkan gambaran yang menunjukkan saluran napasnya menjadi keras, demikian juga pembuluh darah sekitarnya. Tentu saja ini tidak bisa kembali seperti semula, bahkan bisa meninggal," ujarnya terkait pasien Evali.
"Saat datang gejalanya, batuk, sesak napas, sakit dada," imbuhnya.
Baca juga: Waspada Tingginya Tingkat Kecanduan Rokok pada Remaja di Indonesia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.