Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2023, 12:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Role-playing game (RPG) atau roleplay menjadi media belajar populer anak zaman modern kini dalam membangun identitas dirinya.

RPG membawa konsep untuk anak memainkan karakter fantasi yang bisa dilakukan bersama dengan orang lain yang tidak dikenal, bisa berbeda usia, gender, dan latar belakang.

Permainan bermain peran ini sudah tersedia di banyak platform, meliputi PC, ponsel, console, dan sosial media (Tiktok, Facebook, dan Twitter).

Baca juga: Dianggap Bahaya, Bagaimana Roleplay Pengaruhi Identitas Diri Anak?

Dr. Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan bahwa bermain peran ala anak modern kini sudah menjadi fenomena yang berjalan lama.

Namun, banyak orangtua mungkin tidak menyadari risiko serius dari permainan bermain peran ini.

"Pada masa anak dan remaja sebenarnya sedang dalam pembentukan identitas diri. Ketika dia bermain roleplay dengan identitas berbeda, bisa terjadi yang disebut role confusion," kata Dr. Lahargo kepada Kompas.com saat diwawancarai pada Kamis (22/6/2023).

Berikut penjelasan tentang role confusion serta pengaruh dari RPG, agar kita bisa lebih mawas diri dan memperhatikan kesehatan mental anak.

Baca juga: Banyak Disorot Dampak Negatifnya pada Anak, Apa Itu Roleplay?

Apa itu role confusion?

Role confusion secara harfiah bisa dimengerti sebagai kebingungan peran.

Mengutip buku "Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini" (2021) oleh Syifauzakia M.Pd, Bambang Ariyanto, dan Yeni Aslina M.Pd, selama usia 10-20 tahun atau pra-remaja hingga remaja, manusia dalam tahap mencari tahu siapa sebenarnya dirinya dan di mana mereka menjalani kehidupan selanjutnya.

Pada usia tersebut manusia masuk dalam tahap kelima perkembangan psikososial menurut teori Erickson, yaitu masa pencarian identitas diri versus kebingungan peran.

Dikutip dari buku "Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa" (2009) oleh Willy F Maramis dan Albert A Maramis, identitas diri artinya individu tahu siapa dia dan ke mana ia sedang menuju.

Baca juga: Bermain Roleplay Online dan Rumah-rumahan, Apa Bedanya?

Dalam tahap ini anak dapat menerima banyak pengaruh dari identitas keluarga, teman sebaya, kelompok, dan idola tentang banyak aspek kehidupan.

Jika anak mendapatkan pengaruh yang positif secara konsisten, identitas dirinya dapat positif.

Anak akan mengalami kebingungan peran ketika tidak ada rasa memiliki secara pribadi (sense of self) terhadap pengaruh positif tersebut.

Kebingungan peran dapat menghasilkan gangguan perilaku di masa depan, seperti kebiasaan minggat, kriminalitas, atau psikosis.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau