Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2023, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Roleplay telah lama diketahui berperan dalam pembentukan identitas diri seorang anak.

Roleplay, yang secara harfiah dipahami sebagai bermain peran, adalah permainan umum untuk anak-anak yang sudah ada sejak zaman dulu.

Dr. Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan bahwa konsep bermain peran yang ada pada zaman dulu itu untuk membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan komunikasi yang baik.

Baca juga: Banyak Disorot Dampak Negatifnya pada Anak, Apa Itu Roleplay?

"Anak berimajinasi memerankan karakter atau tokoh tertentu yang hadir dalam kehidupannya, seperti anggota keluarga, ayah atau ibu mereka," kata Dr. Lahargo kepada Kompas.com saat dihubungi pada Kamis (22/6/2023).

Dalam perkembangan modern kini, konsep bermain peran yang dibawa dalam role-playing game (RPG) sudah jauh berbeda.

Transformasi yang ada menurut para pakar sebenarnya memiliki risiko serius pada perkembangan anak.

Pembahasan dampak buruk permainan roleplay pada anak memang baru bergaung sepekan ini setelah viral kasus seorang anak perempuan berusia 11 tahun, yang tergolong di bawah umur, didapati ayahnya bermain roleplay di Tiktok.

Baca juga: Bermain Roleplay Online dan Rumah-rumahan, Apa Bedanya?

Permainan itu dimainkannya bersama-sama dengan roleplayer Tiktok lain yang tidak dikenalnya.

Permainan yang dimainkannya ternyata sudah mengandung konten dewasa, yang mana diceritakan dalam game tersebut ia memiliki anak yang diperankan oleh roleplayer lain.

RPG sebenarnya banyak macamnya. Jenis roleplay yang dimainkan anak perempuan tersebut hanya salah satunya.

Dragon Quest, Final Fantasy, Ultima Online, Ragnarok Online, adalah beberapa contoh RPG dari jenis lainnya yang sering dimainkan anak, termasuk yang di bawah umur.

Dr. Lahargo menyoroti beberapa hal dari praktik permainan roleplay yang dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan psikologis maupun identitas diri anak yang memainkannya.

Baca juga: Dampak Bermain Roleplay di Usia Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua

Cara roleplay memengaruhi identitas diri anak

Pertama, Dr. Lahargo mengatakan bahwa lawan yang main dalam roleplay yang tidak diketahui identitasnya adalah salah satu faktor risiko yang harus diwaspadai orangtua.

"Kemudian berbagai risiko lain bisa muncul, seperti kekerasan verbal, cyber bullying, kekerasan seksual, pornografi, dan lain sebagainya menjadi suatu bahaya yang cukup mengancam," ujarnya.

Dr. Lahargo mengatakan bahwa permainan bermain peran yang memiliki nilai edukasi positif untuk anak adalah yang dilakukan secara langsung bersama teman sebaya, di mana anak maupun orang tua/pengasuhnya tahu siapa lawan mainnya dan dapat diawasi.

Baca juga: Anak Kecanduan Bermain Roleplay, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau