Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Arya Tjipta, Sp. B.P.R.E., Subsp.K.M(K)
Dokter

Dokter Spesialis Bedah Plastik

Menyadari Bahaya Gula: Dampaknya pada Kesehatan Anda

Kompas.com - 28/06/2023, 15:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GULA, bahan putih kristal ini adalah teman akrab bagi lidah kita. Mulai dari teh manis yang mengawali hari, hingga kue-kue lezat yang menjadi penutup hari, gula ada di hampir setiap hidangan.

Namun, ada hikmah yang harus kita sadari, yaitu betapa pentingnya memahami dampak gula terhadap tubuh dan kesehatan kita.

Sejarah gula

Untuk mengapresiasi pentingnya masalah ini, kita harus melihat sejarahnya. Gula, dalam bentuk yang kita kenal dan konsumsi sekarang, tidak selalu ada dalam makanan manusia. Sejarah panjang manusia sebagian besar adalah sejarah tanpa gula.

Gula tebu pertama kali ditemukan ribuan tahun lalu di Papua Nugini. Dari sana, pengetahuan tentang tanaman ini menyebar ke India, di mana metode modern pertama untuk pengolahan gula tebu dikembangkan.

Dari India, gula kemudian menyebar ke seluruh dunia, pertama kali ke dunia Arab, kemudian ke Afrika dan Amerika.

Dengan perkembangan zaman dan teknologi, produksi gula menjadi lebih murah dan efisien, dan gula mulai digunakan dalam makanan dan minuman. Sekarang, gula ada di mana-mana, bahkan dalam makanan yang kita anggap sehat, seperti yoghurt dan roti gandum.

Sebelum beranjak lebih jauh, mari kita kenali dulu apa itu gula. Secara teknis, gula adalah sekelompok molekul karbohidrat yang dikenal sebagai sakarida.

Gula sederhana, atau monosakarida, meliputi glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Sementara itu, gula ganda, atau disakarida, mencakup sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), dan maltosa. Dalam kehidupan sehari-hari, yang paling sering kita konsumsi adalah sukrosa.

Rasa manis yang diberikan oleh gula memang memiliki daya tarik tersendiri bagi lidah manusia.

Rasa manis dari gula dapat membuat makanan dan minuman menjadi lebih enak dan menarik, baik itu dalam cokelat, kue, minuman ringan, hingga makanan olahan seperti saus dan makanan kalengan.

Bagi industri makanan, gula berperan penting dalam menciptakan produk yang menarik bagi konsumen, membuat mereka kembali lagi dan lagi untuk membeli dan mengonsumsi produk tersebut. Ini tentu menguntungkan bagi penjualan dan keuntungan industri.

Selain itu, gula juga merupakan bahan yang ekonomis dan multifungsi. Gula relatif murah dibandingkan banyak bahan lainnya dan mudah diproduksi dalam jumlah besar. Ini membuat gula menjadi pilihan yang menarik bagi produsen makanan dan minuman.

Gula juga memiliki umur simpan yang panjang, sehingga bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami penurunan kualitas.

Gula juga memiliki fungsi lain dalam makanan dan minuman selain memberikan rasa manis. Dalam pembuatan roti dan kue, gula membantu ragi dalam proses fermentasi dan memberikan tekstur yang lembut pada hasil akhir.

Dalam saus dan makanan kalengan, gula juga berfungsi sebagai pengawet, membantu memperpanjang umur simpan produk.

Tingginya konsumsi gula

Namun, penggunaan gula yang meluas dalam makanan dan minuman memiliki efek samping yang signifikan pada kesehatan masyarakat.

Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, konsumsi gula yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

Tidak hanya itu, gula tambahan dalam makanan dan minuman sering kali "tersembunyi", dalam artian tidak selalu jelas bagi konsumen berapa banyak gula yang sebenarnya mereka konsumsi. Ini membuat sulit bagi banyak orang untuk mengontrol asupan gula mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara telah mengambil langkah-langkah seperti menerapkan pajak gula, mewajibkan label gizi yang jelas pada produk makanan dan minuman, dan menjalankan kampanye edukasi publik tentang bahaya konsumsi gula berlebihan.

Konsumen juga semakin sadar dan banyak mulai mencari alternatif yang lebih sehat.

Namun, masih ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mengurangi konsumsi gula dan dampak negatifnya pada kesehatan masyarakat. Pendekatan multipihak yang melibatkan pemerintah, industri, dan konsumen diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Gula memberikan energi dan memang diperlukan oleh tubuh. Namun, masalahnya ada pada kata "berlebihan". Konsumsi gula yang berlebihan, terutama dalam bentuk gula tambahan, dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

1. Obesitas

Kelebihan berat badan bisa diakibatkan dengan konsumsi gula berlebihan yang menyebabkan penumpukan energi yang tidak terpakai dalam tubuh, kemudian disimpan sebagai lemak. Ini bisa berujung pada peningkatan berat badan atau obesitas.

Obesitas dapat memicu serangkaian masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung, diabetes, dan berbagai jenis kanker.

2. Diabetes Tipe 2

Studi telah menunjukkan hubungan antara konsumsi gula yang tinggi dengan risiko diabetes tipe 2.

Gula berlebih dalam darah dapat mengakibatkan resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik, memaksa pankreas bekerja lebih keras hingga akhirnya kelelahan dan tidak mampu memproduksi insulin secara memadai.

3. Penyakit Jantung

Diet tinggi gula dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, inflamasi, peningkatan berat badan, dan peningkatan kadar lemak dalam darah, yang semuanya adalah faktor risiko untuk penyakit jantung.

4. Kesehatan Mulut

Gula adalah makanan favorit bakteri di mulut kita. Ketika bakteri memakan gula, mereka menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan gigi berlubang dan penyakit gusi.

5. Penuaan dini

Gula dalam darah dapat bereaksi dengan protein, membentuk molekul yang disebut produk akhir glikasi maju (AGEs).

AGEs ini dapat merusak elastin dan kolagen, dua protein penting untuk kesehatan dan elastisitas kulit. Dengan demikian, gula bisa mempercepat proses penuaan.

Mengurangi asupan gula

Mengurangi asupan gula bukanlah tugas mudah, terutama karena gula seringkali "tersembunyi" dalam berbagai produk makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

Berikut adalah beberapa saran untuk memulainya:

1. Perhatikan label makanan. Banyak produk makanan dan minuman olahan mengandung gula tambahan. Belajar membaca label makanan adalah langkah penting untuk mengenali dan mengurangi asupan gula.

2. Konsumsi makanan alami. Buah, sayuran, dan biji-bijian utuh adalah sumber energi dan nutrisi yang baik, dan biasanya mengandung sedikit atau tanpa gula tambahan.

3. Kurangi minuman manis. Minuman seperti soda, teh manis, atau jus kemasan biasanya mengandung banyak gula. Cobalah ganti dengan air putih, teh tanpa gula, atau air buah tanpa tambahan gula.

4. Gunakan pemanis alami. Jika memang butuh rasa manis, gunakan pemanis alami seperti madu, agave, atau stevia. Ingatlah, meskipun alami, mereka juga harus digunakan dengan bijak dan tidak berlebihan.

Mengurangi asupan gula bukan hanya soal memilih makanan yang tepat. Ini juga tentang mengubah pola makan dan gaya hidup kita.

1. Makan secara teratur. Makan secara teratur dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah keinginan untuk ngemil makanan manis.

2. Berolahraga. Aktivitas fisik dapat membantu tubuh menggunakan gula darah dan mencegah penumpukan gula.

3. Istirahat cukup. Kurang tidur dapat meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam.

4. Stres management. Stres dapat meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis. Cobalah teknik-teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan.

"Manis" bukanlah hal yang selalu indah. Dalam kasus gula, manis bisa menjadi pahit ketika berhadapan dengan berbagai masalah kesehatan yang ditimbulkannya.

Mengurangi asupan gula bukan berarti menghilangkan kebahagiaan. Sebaliknya, hal ini bisa membantu kita untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia.

Gula, dalam jumlah yang wajar, bukanlah musuh. Namun, seperti banyak hal lain dalam hidup, keseimbangan dan moderasi adalah kuncinya.

Jadi, mari kita nikmati hidangan manis kita, tetapi selalu ingat untuk menjaga keseimbangan dan menjalani gaya hidup yang sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau