KOMPAS.com - Salah satu cara terbaik untuk memiliki tubuh langsing dan menjaga berat badan ideal adalah dengan disiplin melakukan diet.
Sayangnya, banyak orang yang terlalu ambisius untuk memiliki bentuk tubuh idaman, sehingga terkadang nekat melakukan diet ekstrem.
Dalam jangka pendek, diet ekstrem memang dapat membantu menurunkan berat badan.
Sayangnya, pengaturan pola makan ini bisa berbahaya untuk kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang.
Diet ekstrem memang membantu menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, diet seperti ini juga bisa membuat kita lesu, mual, dan pegal. Semua hal tersebut bisa membahayakan kesehatan.
Jika kita nekat melakukan diet ekstrem, kita juga berisiko tinggi mengalami beberapa masalah kesehatan berikut:
Spesialis penyakit dalam dan obesitas dari New York, Louis J. Aronne, mengatakan bahwa turunnya berat badan setelah diet ekstrem hanyalah ilusi.
"Ketika kita melakukan diet ekstrem, yang hilang dari tubuh kita bukan lemak tetapi air," ucapnya.
Hal pertama yang dibakar tubuh untuk menghasilkan energi adalah glikogen.
Glikogen adalah bentuk karbohidrat yang disimpan di hati dan otot, dan tiga gram air melekat pada setiap gram karbohidrat.
Jadi ketika Anda membakar semua glikogen Anda, air yang bersebelahan keluar dari tubuh.
Setelah tiga hari melakukan diet, kata Aronne, kita akan kehilangan banyak air sehingga mengalami dehidrasi.
Kondisi ini bisa memicu sakit kepala, kelelahan, dan pusing.
Anda juga bisa merasa lesu, mual, dan pegal. Dalam jangka pendek, beberapa masalah ini mungkin mengkhawatirkan kesehatan Anda.
Lambat laun berat badan Anda juga bisa kembali naik.
Baca juga: Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Ini 3 Cara Melakukan Diet Flexitarian