Keseimbangan gula darah kita juga bergantung pada pasokan karbohidrat, protein, lemak, dan serat yang stabil.
Jika kita mengikuti diet detoks, misalnya, kita hanya mengkonsumsi jus.
Jus biasanya tinggi gula dan rendah serat. Hal ini bisa menyebabkan kadar gula darah Anda melonjak dan turun dengan cepat, yang dapat menyebabkan Anda merasa sangat lapar dengan cepat.
Diet ekstrem juga bisa membuat berat badan kembali naik dengan cepat.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa fluktuasi berat badan ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan berpotensi diabetes tipe 2.
Berat badan yang turun secara sehat biasanya tidak lebih dari satu persen per minggu.
Berat badan yang hilang tersebut 75 persen berasal dari lemak yang terbakar dan 25 persen dari kombinasi air dan otot.
Jika berat badan turun dengan cepat, maka massa otot yang hilang akan lebih banyak.
Misalnya, kita melakukan diet hingga mengkonsumsi kalori kurang dari 1.000 dan 1.200.
Kondisi ini bisa membuat tubuh memecah protein otot untuk energi.
Penurunan berat badan yang sangat cepat juga bisa otot jantung mengalami atrofi.
Ketika massa otot semakin mengecil, tingkat metabolisme secara otomatis turun.
Hal ini akan membuat tubuh kita membakar lebih sedikit kalori saat beraktivitas.
Lambat laun metabolisme akan turun cukup rendah sehingga berat badan sulit turun kembali.
Baca juga: 4 Ide Menu Makan Malam yang Sebaiknya Dihindari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.