Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Limbah Nuklir dan Bahayanya untuk Kesehatan

Kompas.com - 28/08/2023, 21:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Seperti semua industri dan teknologi peghasil energi, penggunaan energi nuklir juga menyisakan limbah.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas dampak limbah nuklir untuk kesehatan, tetapi terlebih dahulu penting untuk mengetahui apa itu limbah nuklir. 

Baca juga: Bahaya Limbah Medis yang Tidak Dikelola dengan Baik

Apa itu limbah nuklir?

Mengutip Environmental Protection Agency (EPA), limbah nuklir adalah produk sampingan dari penggunaan bahan radioaktif oleh industri, seperti pertambangan, pembangkit listrik tenaga nukllir, pertahanan, kedokteran, dan jenis penelitian ilmiah tertentu.

Menurut tingkat radiokatifnya, limbah nuklir diklasifikasikan dalam tiga jenis, seperti yang dikutip dari World Nuclear Association:

  • Limbah nuklir tingkat rendah: ini adalah limbah yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif 1 persen. Normalnya, 90 persen dari volume limbah nuklir merupakan tingkat rendah. Contohnya, yang mengkontaminasi peralatan dan pakaian kerja.
  • Limbah nuklir tingkat sedang: limbah yang mengandung radioaktif 4 persen. Persentase limbah nuklir jenis ini umumnya 7 persen. Misalnya, komponen di dalam reaktor.
  • Limbah nuklir tingkat tinggi: bahan bakar bekas yang mengandung 95 persen radioaktivitas dalam limbah nuklir. Ini biasanya 3 persen dari total volume limbah nuklir.

Baca juga: Apa Itu Sabu dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan

Berapa banyak limbah nuklir yang mungkin dihasilkan industri?

Menurut World Nuclear Association, bahan bakar nuklir menghasilkan limbah yang lebih sedikit dibanding dengan sumber energi lainnya.

Alasannya karena bahan bakar nuklir sangat padat energi, sehingga sangat sedikit energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar.

Itu berbeda dibandingkan dengan sumber energi lainnya, misalnya pembangkit listrik tenaga batu bara atau PLTU.

Pembangkitan listrik dari tenaga nuklir berkapasitas 1.000 megawatt, mungkin akan menghasilkan 3 meter kubik limbah vitrifikasi tingkat tinggi per tahun, jika bahan bakar bekas didaur ulang.

Sebagai perbandingan, PLTU berkapasitas 1.000 megawatt menghasilkan sekitar 300.000 ton abu dan lebih dari 6 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Dengan begitu, amankah limbah nuklir bagi kesehatan?

Baca juga: Kenali Apa Itu Kafein dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan

Apa bahaya yang timbul dari limbah nuklir untuk kesehatan?

Dikutip dari EPA, radiasi dari ion limah nuklir memiliki energi yang cukup untuk memengaruhi atom-atom dalam sel hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.

Dengan demikian, limbah nuklir dapat merusak merusak materi genetik makhluk hidup (DNA).

Jadi, limbah nuklir bisa memengaruhi kesehatan, walau tidak langsung terlihat dan jumlah volumenya sedikit.

Seperti yang dikutip dari Green Tumble, sangat sulit untuk mengukur dampak radiasi dari limbah nuklir pada tubuh manusia.

Sebab, cara radiasi mengubah sel-sel tubuh manusia bersifat "tersembunyi".

Baca juga: Kenali Apa Itu Tar dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan

Satu hal yang jelas, gejala dari radiasi akut adalah terjadinya kejang atau rambut rontok.

Selain itu, zat radioaktif menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius.

Masalah kesehatan jangka panjang itu bersifat kompleks, banyak faktor bisa memengaruhi, seperti gaya hidup tidak sehat dan genetika.

Sehingga, dokter akan sulit menentukan pasti apakah masalah tersebut memiliki akar penyebab dari radiasi atau faktor lain.

Baca juga: Kandungan Rokok yang Membuatnya Berbahaya untuk Kesehatan

Sementara itu, macam penyakit jangka panjang serius yang mungkin terjadi karena dampak limbah nuklir, meliputi:

  • Penyakit gastrointestinal
  • Penyakit kardiovaskular
  • Penyakit pada sistem saraf
  • Diabetes
  • Kanker (paru-paru, kulit, payudara, perut dan lainnya)

Pada kecelakaan nuklir di Chernobyl, para ilmuwan menemukan bahwa jumlah orang yang didiagnosis menderita leukemia meningkat sebesar 50 persen dan berbagai bentuk kanker sebesar 40 persen antara tahun 1990 dan 2000.

Baca juga: 4 Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan yang Harus Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau