Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Kemarahan, Jenis, dan Komplikasi yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 29/08/2023, 10:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Marah atau kemarahan adalah bentuk emosi intens yang muncul akibat kekecewaan, kesal, atau ketika ada orang lain yang berbuat salah.

Kemarahan biasanya ditandai dengan perasaan frustrasi, stres, dan jengkel. Setiap orang bisa merasakan kemarahan dan ini merupakan respons normal terhadap situasi yang membuat seseorang merasa kesulitan.

Kemarahan menjadi masalah apabila dikeluarkan secara berlebihan, sehingga dapat memengaruhi aktivitas keseharian sekaligus mengganggu relasi dengan orang lain.

Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut apa itu kemarahan, jenis, hingga komplikasi yang bisa terjadi.

Apa itu kemarahan?

Seperti disebutkan di atas, kemarahan adalah bentuk emosi yang bisa dialami setiap orang akibat kekecewaan, kesal, atau kondisi lain yang memicu frustrasi.

Dilansir dari Verywell Mind, ketika seseorang marah, tubuh mengalami perubahan biologis dan fisiologis.

Contoh perubahan biologis yang mungkin dialami tubuh Anda meliputi:

  • Peningkatan energi
  • Kenaikan tekanan darah
  • Lonjakan hormon seperti adrenalin dan noradrenalin yang mengendalikan reaksi tubuh saat seseorang dalam keadaan stres
  • Peningkatan suhu tubuh
  • Peningkatan ketegangan otot..

Setiap orang memiliki sikap atau ciri khas yang berbeda saat marah, beberapa ciri-ciri kemarahan yang umum, termasuk:

  • Suara meninggi
  • Tangan mengepal
  • Mengerutkan kening atau cemberut
  • Rahang terkatup rapat
  • Tubuh gemetar
  • Detak jantung cepat
  • Keluar keringat secara berlebihan.

Apa saja jenis-jenis kemarahan?

Ada tiga jenis utama kemarahan, yaitu:

  • Kemarahan pasif-agresif

Ini adalah kondisi ketika seseorang mencoba menekan amarah dan tidak menunjukkan emosi tersebut.

Namun biasanya, orang tersebut justru akan mengeluarkan emosinya dengan cara yang tidak sehat atau terkesan menyakiti diri sendiri atau mengakibatkan sikap rendah diri.

  • Kemarahan asertif

Kemarahan ini bisa menjadi pilihan yang sehat untuk mengekspresikan kemarahan.

Kemarahan asertif melibatkan perasaan yang mengendalikan emosinya.

Orang dengan kemarahan asertif umumnya bisa lebih tenang saat menunjukkan perasaan frustrasinya, sehingga tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.

  • Kemarahan agresif secara terbuka

Kemarahan jenis ini mungkin disertai dengan tindakan fisik maupun verbal, seperti berteriak atau memukul sesuatu.

Seseorang dengan kemarahan agresif secara terbuka biasanya bertujuan untuk meluapkan emosinya dengan menyakiti orang lain

Apa komplikasi dari kemarahan?

Kemarahan adalah emosi yang normal dan dialami setiap orang. Namun, hal ini dapat merugikan kesehatan emosional dan fisik jika tidak dikendalikan.

Hal itu karena tubuh akan memproduksi banyak hormon stres, yaitu adrenalin dan kortisol.

Hormon kortisol dan adrenalin juga mengakibatkan pembuluh darah menyempit, jantung bekerja lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.

Kemarahan yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan masalah medis dan komplikasi seperti:

  • Tekanan darah tinggi
  • Sakit kepala
  • Depresi
  • Kecemasan
  • Insomnia
  • Masalah pencernaan, seperti sakit maag, asam lambung, hingga penyakit usus
  • Kencing manis.

Setelah mengetahui apa itu kemarahan, jenis, dan komplikasinya, kita sebaiknya tidak mengabaikan emosi ini.

Kunjungi psikiater atau psikolog jika Anda merasa susah mengontrol kemarahan.

Sering marah-marah bisa menjadi gejala gangguan BPD (borderline personality disorder) atau gangguan kepribadian ambang serta IED (Intermittent Explosive Disorder) atau gangguan ledakan marah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau